BATANG, AYOSEMARANG.COM - Kabupaten Batang terkenal dengan kekayaan ragam batik tulisnya seperti Batik Rifaiyah dan Batik Khas Batangan, yang memiliki potensi besar untuk diterima di pasar global. Namun, regenerasi pembatik di Batang menghadapi tantangan besar dan terancam punah.
Saat ini, hanya tersisa tiga orang ahli Klowong, atau pembuat motif dasar batik untuk Batik Rifa'iyah. Ironisnya, ketiganya sudah berusia lebih dari 58 tahun.
"Sekarang untuk yang bisa ngklowong itu tersisa tiga orang. Umurnya 58 tahun lebih. Oleh karenanya perlu adanya regenerasi lagi," jelas pegiat Batik Tulis Rifa'iyah, Miftakhutin, saat mengikuti Workshop Pelaku Ekonomi Kreatif Sub Sektor Kriya yang diadakan oleh Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Disporapar) Jawa Tengah di Galeri Batik Rifa'iyah Kalipucang Wetan Batang.
Miftakhutin menyebutkan, saat ini ada sekitar 20 anggota pembatik yang tergabung dalam Kelompok Usaha Bersama (KUB). Namun, yang aktif hanya sekitar tujuh orang.
Baca Juga: Semak Belukar di Pelabuhan Niaga Terbakar, Asapnya Ganggu Aktivitas di KIK
"Alhamdulillah ada workshop dan sertifikasi. Dan tadi saya lihat ada muda-mudi yang ikut. Meski belum banyak, kami berharap mereka bisa langgeng dan tekun di dunia batik tulis ini," harap perempuan yang akrab disapa Utin ini.
Kabid Pengembangan SDM Parekraf Disporapar Jateng, Harlina Chrismaryanti, mengatakan bahwa workshop ini merupakan upaya untuk meremajakan pembatik Rifa'iyah.
"Batang ini sudah ditetapkan sebagai Kabupaten Kota Kreatif dari Kemenparekraf dari subsektor kriya. Namun, ada ancaman punahnya Batik Rifa'iyah karena minimnya minat generasi muda. Setelah kami tanyakan, mereka yang masih tersisa dan muda-mudi sekitar ingin belajar tentang batik klowongan, jadi kami bantu fasilitasi pembelajaran canting klowongan," ujarnya.
Workshop ini tidak hanya memberikan pelatihan, tetapi juga mengundang narasumber dari LSP Batik untuk menambah pengetahuan pelaku ekonomi kreatif (ekraf) Batang.
Baca Juga: KPK Geledah Balai Kota, Selidiki Dugaan Pengadaan Barang dan Jasa Sampai Gratifikasi
Dengan demikian, mereka dapat lebih kreatif dan inovatif tanpa meninggalkan ciri khas batik Batang. Selain itu, diharapkan workshop ini dapat mendorong pelaku ekraf Batang untuk mendapatkan sertifikasi, sehingga kompetensi mereka lebih diakui.
"Dengan sertifikasi ini, mereka tidak diragukan lagi kredibilitasnya. Akan bisa bersaing secara global. Dan di mana pun mereka berada, seperti di industri kreatif, mereka juga bisa diterima," jelas Harlina.
Kepala Disparpora Batang, Ulul Azmi, menyebut kegiatan Workshop Kriya Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Sub Sektor Kriya Batik ini sebagai wujud nyata sinergitas antara Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah dan Pemerintah Daerah Kabupaten Batang untuk terus mengedukasi masyarakat, terutama pelaku ekonomi kreatif. Tujuannya adalah meningkatkan kualitas produk dan pemasaran, sehingga dapat bersaing dalam industri kreatif.
"Untuk itu diperlukan sinergitas berkelanjutan antara Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten Batang, dan para peserta yang hadir di sini dalam upaya mengembangkan ekosistem ekonomi kreatif di Kabupaten Batang," ujarnya.