regional

Ribuan Warga Nahdliyin Berkumpul, Kenang Ki Ageng Gringsing dan Kiai Mabrur

Minggu, 28 Juli 2024 | 16:43 WIB
Haul ke-34 Ki Ageng Gringsing dan Haul Kiai Mabrur ke 28 digelar Minggu (28/07) di pemakaman umum desa Gringsing. (Istimewa)

BATANG, AYOSEMARANG.COM - Sejak pagi hari, ribuan warga Nahdliyin dari berbagai daerah berkumpul di Desa Gringsing. Mereka mencari tempat strategis untuk mendengarkan tauziyah dan melantunkan shalawat dalam rangka Khaul ke-34 Ki Ageng Gringsing dan Haul Kiai Mabrur ke-28.

Acara yang digelar pada Minggu, 28 Juli 2024, di pemakaman umum Desa Gringsing ini berlangsung dari pagi hingga siang hari, dengan menghadirkan Habib Muhammad Firdaus Al Munawar dari Kendal sebagai pembicara utama.
Di antara tamu undangan, terlihat Wakapolres Batang Kompol Hartono dan beberapa tokoh masyarakat yang turut hadir.

Mereka semua mengikuti dengan khusyuk rangkaian acara yang penuh makna ini. Habib Firdaus, dalam tauziyahnya, mengingatkan umat Muslim untuk selalu bertakwa kepada Allah dan meniru suri tauladan yang diajarkan Rasulullah Muhammad SAW.

"Fitnah akhir zaman sudah kita rasakan. Jika iman kita tidak kuat, akan mudah sekali terjerumus dalam kemaksiatan," ujarnya dengan penuh khidmat.

Baca Juga: Begini Kemeriahan Batang Art Festival: Potensi Seni Budaya Luar Biasa

Ketua penyelenggara, Aghus Jamaludin Kharis, menambahkan bahwa haul ini juga diadakan untuk memperingati bulan Muharam.

"Alhamdulillah, setiap tahun kami memperingati Haul Ki Ageng Gringsing dengan khusyuk dan meriah. Insyaallah ini menjadi acara rutin," tegasnya dengan semangat.

Muchamad Aghus ZN, salah satu pengurus haul, menceritakan tentang Ki Ageng Gringsing, seorang ulama besar dari Cirebon yang hidup sekitar tahun 1600 M. Makamnya baru ditemukan pada tahun 1991.

"Nama asli Ki Ageng Gringsing adalah Syah Maulana Raden Abdullah Saleh Sungging. Dari Cirebon, Syah Maulana mengembara menyebarkan ajaran tauhid ke arah timur," jelas Muchamad Aghus ZN.

Baca Juga: Prof Hendrawan Supratikno Pamit: Jaga Kekompakan

Dalam pengembaraannya, Syah Maulana bertemu dengan seorang perempuan cantik bernama Nyi Rantansari, putri dari Syech Agung Tholib. Setelah menikah, mereka menggunakan nama Ki Ageng Gringsing dan Nyi Ageng Gringsing sesuai nama daerah tempat mereka tinggal dan bersama-sama menyebarkan ajaran Islam.

"Makam ulama besar ini sempat terlupakan selama beberapa ratus tahun. Baru pada pertengahan 1980-an dilakukan upaya pencarian," tambahnya.

Proses pencarian makam dilakukan oleh lima ulama besar ahli muhotob, yang mampu berkomunikasi dengan alam gaib.

Setelah beberapa tahun pencarian dan berkonsultasi dengan Kiai Muhaimin dari Temanggung, akhirnya lokasi makam dapat dipastikan.

Halaman:

Tags

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB