PEKALONGAN, AYOBATANG.COM - Dalam sebuah pencapaian monumental, empat daerah di bawah naungan Kantor Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan Cabang Pekalongan berhasil meraih Universal Health Coverage (UHC) Awards. Penghargaan bergengsi ini diserahkan langsung oleh Wakil Presiden Republik Indonesia, Ma'ruf Amin, sebagai bentuk apresiasi atas komitmen daerah-daerah tersebut dalam memastikan kesehatan masyarakatnya terjamin melalui Program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Empat wilayah yang mendapatkan penghargaan tersebut adalah Kabupaten Pemalang, Kabupaten Pekalongan, Kabupaten Batang, dan Kota Pekalongan. Pencapaian ini menandai keberhasilan BPJS Kesehatan Cabang Pekalongan dalam mendorong pemerintah daerah untuk mengalokasikan anggaran yang memadai demi suksesnya UHC.
"UHC Award 2024 adalah kado terindah untuk pemerintah daerah dan khususnya BPJS Kesehatan Cabang Pekalongan," ujar Kepala BPJS Kesehatan Cabang Pekalongan, Sri Mugirahayu, pada Kamis 8 Agustus 2024.Ia menjelaskan bahwa seluruh pemerintah daerah di wilayah kerjanya telah mencapai UHC, dengan cakupan kepesertaan JKN yang sangat tinggi.
Secara rinci, Kabupaten Pemalang mencapai 99,58 persen kepesertaan JKN dari total penduduk 1.571.362 jiwa. Kabupaten Pekalongan menyusul dengan 99,09 persen dari 1.006.456 jiwa, sementara Kabupaten Batang mencapai 98,96 persen dari 833.274 jiwa, dan Kota Pekalongan mencatat 97,89 persen dari 311.238 jiwa penduduknya.
Sri Mugirahayu juga mencatat tantangan yang dihadapi dalam mencapai UHC ini. "Banyak suka dan duka telah kita lalui dalam rangka meyakinkan pemerintah daerah agar mau dan mampu untuk mengalokasikan anggaran yang cukup untuk menyukseskan UHC ini," tuturnya, menggambarkan perjalanan panjang yang telah dilalui.
Penghargaan UHC Awards ini tak hanya merayakan pencapaian daerah-daerah di Indonesia, tetapi juga menunjukkan komitmen negara dalam memberikan jaminan kesehatan kepada seluruh rakyatnya. Dalam pidatonya, Wakil Presiden Ma'ruf Amin mengucapkan terima kasih kepada seluruh pemerintah daerah yang telah menunjukkan komitmen tinggi dalam mendukung Program JKN.
"Pencapaian UHC di berbagai daerah ini adalah bukti nyata dari keseriusan kita dalam melindungi kesehatan masyarakat Indonesia," tegasnya.
Prestasi Indonesia dalam mencapai UHC juga mendapat pengakuan di kancah internasional. International Social Security Association (ISSA) memberikan penghargaan kepada Indonesia, yang diserahkan oleh Presiden ISSA, Mohammed Azman. Penghargaan ini semakin mengukuhkan posisi Indonesia sebagai negara yang serius dalam memberikan perlindungan kesehatan bagi warganya.
Direktur Utama BPJS Kesehatan, Ghufron Mukti, menyoroti pentingnya implementasi Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2022 tentang Optimalisasi Program JKN. "Jumlah kepesertaan JKN per 1 Agustus 2024 telah mencapai 276.520.647 jiwa, atau 98,15 persen dari total penduduk di Indonesia," ungkap Ghufron. Angka ini mencerminkan upaya gigih dalam memastikan seluruh penduduk memiliki akses terhadap layanan kesehatan.
Untuk memastikan akses layanan kesehatan yang merata, BPJS Kesehatan telah bekerja sama dengan 23.205 Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan 3.129 Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL). Selain itu, pelayanan juga diperluas ke daerah-daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T), termasuk melalui kerja sama dengan rumah sakit terapung yang melayani daerah-daerah yang sulit dijangkau.
Sejak awal pelaksanaan Program JKN, BPJS Kesehatan telah mengalami peningkatan signifikan dalam penerimaan iuran maupun pemanfaatan layanan. "Pada tahun 2023, BPJS Kesehatan menerima iuran sebesar Rp151,7 triliun dengan kolektibilitas iuran mencapai 98,62%," terang Ghufron. Hal ini menunjukkan kepercayaan yang semakin besar dari masyarakat terhadap program ini.
Ia juga menyoroti pentingnya deteksi dini dalam penanganan penyakit berbiaya katastropik. "Penting untuk deteksi dini dalam rangka mengendalikan angka penderita penyakit berbiaya katastropik. Lebih cepat diketahui, lebih cepat penanganannya," jelasnya.
BPJS Kesehatan juga terus berinovasi, salah satunya dengan Aplikasi Mobile JKN yang memudahkan peserta dalam mengakses layanan administrasi dan fasilitas kesehatan. "Fitur Antrean Online juga memungkinkan peserta untuk mengambil nomor antrean secara praktis, memudahkan akses layanan JKN tanpa harus menunggu lama," kata Ghufron.
Dengan peningkatan pemanfaatan layanan yang terus meningkat, dari 92,3 juta pada tahun 2014 menjadi 606,7 juta pada tahun 2023, program JKN semakin dipercaya oleh masyarakat. Pencapaian ini menegaskan bahwa program ini tidak hanya penting, tetapi juga esensial dalam menjaga kesehatan masyarakat Indonesia.