KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Nyadran atau Sadranan adalah tradisi masyarakat Jawa yang dilakukan di bulan Sya'ban atau Ruwah. Ritual yang dilaksanakan untuk mengucapkan rasa syukur yang dilakukan secara kolektif dengan mengunjungi makam atau kuburan leluhur yang ada di suatu kelurahan atau desa.
Seperti warga Desa Trisobo Kecamatan Boja, yang rutin melaksanakan kegiatan nyadran disetiap bulan Jumadil Akhir atau sya’ban. Nyadran tahun ini dilaksanakan Selasa Kliwon 24 Desember 2024 dan dihadiri hampir seluruh warga Desa Trisobo dengan membawa nasi tumpeng yang diniatkan untuk sedekah.
Acara ini dilaksanakan di jalan makam yang diisi dengan doa untuk para leluhur Desa Trisobo. Kepala Desa Trisoboi Sugiyo Hadi Prayitno mengatakan, tradisi ini dilaksanakan setiap bulan sya’ban.
“Biasanya dilaksanakan Jumat kliwon namun karena dibulan sya’ban adanya selasa kliwon maka dilaksanakan dihari ini,” katanya.
Baca Juga: Tiga Desa di Pageruyung Gelar Tradisi Nyadran Talang Tawing, Begini Maknanya
Dikatakan tradisi ini dilaksanakan masyarakat untuk menyambut bulan puasa dengan berbondong bondong ke jalan makam atau kuburan untuk mendoakan leluhur sembari dengan membawa uncet dan nasi beserta lauknya.
Warga yang sudah hadir sejal pagi hari dengan membawa aneka makanan, mulai duduk berbaris sepanjang jalan makam. Nasi yang dibawa dari rumah kemudian diletakan memanjang untuk kemudian didoakan.
“Nyadran ini merupakan tradisi yang sudah ada sejak dulu, sebagai masyarakat sudah seyogyanya melestarikan budaya leluhur agar tida dilupakan oleh generasi penerus,” ujar Gepeng warga Trisobo.
Usai didoakan warga bersama-sama menyantap makanan yang sudah dibawa. Ada juga yang saling bertukar makanan untuk dibawa pulang.