SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Waktu selalu mengagungkan perubahan. Setiap masa ada teknologinya, setiap teknologi ada masanya.
Menghadapi Artificial Intellegence (AI) atau kecerdasan buatan, kita harus menyiasati secara bijaksana, adaptif tanpa terninabobokan. AI hanyalah bagian kecil teknologi dan bersifat limited, beda dengan akal manusia yang unlimited dan dianugerahi Tuhan dengan pendengaran, penglihatan, dan hati nurani yang terintegrasi.
Kehadiran AI pada era digital tak bisa ditolak, terutama bagi industri pers dan perguruan tinggi. Irisan peran kedua belah pihak ini sama, yaitu mendorong menjadi manusia unggul untuk mewujudkan Indonesia Emas tahun 2045. Dunia jurnalistik dituntut adaptif terhadap AI, namun tetap mengedepankan data, akurasi, dan integritas.
Demikian intisari dalam Dialog 5 Rektor bertajuk ''Masa Depan Pers di Era AI'' yang digelar PWI Jawa Tengah di Auditorium RS Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), Jalan Kedungmundu 214 Semarang, Rabu 5 Februari 2025.
Baca Juga: 7 HP RAM 6GB 1 Jutaan Terbaik 2025, Multitasking Sambil Main Game Tanpa Lag
Dialog Rektor sebagai kick off rangkaian acara peringatan Hari Pers Nasonal (HPN) 2025 Tingkat Jateng dan HUT ke-79 PWI ini, menghadirkan Rektor Universitas Wahid Hasyim Semarang (Unwahas) Prof Dr Mudzakkir Ali MA, Rektor Universitas Semarang (USM) Dr Supari ST MT, Wakil Rektor III Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) M Qomaruddin PhD, Wakil Rektor Bidang Umum, Keuangan & SDM Universitas Dian Nuswantoro Semarang (Udinus) Dr Guruh Fajar Shidik SKom MCs, dan Wakil Rektor III Unimus Dr Eny Winaryati MPd.
Dosen Unimus Dr Muhammad Munsarif SKom MKom menjadi pemandu acara diskusi yang dihadiri Rektor Unimus Prof Dr Masrukhi MPd, para mahasiswa dari lima perguruan tinggi, Kadiskominfo Blora Pratikto Nugroho, Kabag Prokompim Budiman, Ketua PWI Jateng Amir Machmud NS bersama jajaran pengurus harian dan Ketua PWI Blora Heri Purnomo dengan jajaran.
Prof Mudzakkir Ali yang diberi kesempatan pertama, mengawali dialog dengan kalimat yang menggelitik, ''Kita ada dunia AI. Apakah adik-adik mahasiswa sudah membuka ChatGPT? Kalau sudah, ketik saja tema dialog kita hari ini, kan ketemu jawabannya. Dan saya akan bicara yang tak bisa dijawab oleh ChatGPT,''. Tawa hadirin pun berderai.
Dalam diskusi, Mudzakkir memotret realitas saat ini di mana teknologi informasi berubah demikian cepat. Menyitir pendapat ulama Imam Sya'fii dan ayat Alquran, dia menjelaskan, bahwa waktu akan selalu membawa perubahan zaman yang sarat kompleksitas, dan membuat manusia merugi kalau tak mampu mengatasinya.
Baca Juga: Ini Tujuh Sikap PWI Jateng Akhir 2024: Jadikan Kode Etik Mahkota Berjurnalistik
''Menghadapi tantangan AI, kita harus bersiap diri dengan kekuatan mental dan amal saleh,'' tandasnya.
Di bagian lain, Rektor USM, Dr Supari menekankan jika wartawan dan perguruan tinggi memiliki ikatan penting. Keduanya harus bekerja sama untuk menyiapkan generasi terbaik di masa mendatang. Termasuk dengan memanfaatkan AI.
"Kita semua mesti beradaptasi, justru kita ikut membangun AI supaya bisa lebih banyak membantu pers, membantu pendidikan tinggi, tujuannya sama-sama untuk Indonesia Emas,'' jelasnya.
Fakta dan Etika