KENDAL,AYOSEMARANG.COM - - Di Kaliwungu pernah terkenal dan banyak dijumpai seni lukis payung kertas. Payung kertas yang digunakan sebagai hiasan atau perlengkapan menari ini, memang sudah mulai jarang ditemukan.
Padahal melukis diatas media payung kertas sudah menjadi ciri khas masyarakat di Kaliwungi. Untuk mengenalkan dan melestarikan kembali seni lukis payung kertas ini, anak-anak TK menuangkan goresannya di media payung kertas.
Puluhan anak Taman Kanak-kanak ini nampak serius menuangkan kuas, diatas payung kertas berwarna putih. Dengan cekatan, anak-anak ini berkreasi sesuai dengan imajinasinya.
Uupaya pelestarian dan mengembalikan tradisi Kaliwungu inidilakukan MI NU 56 Krajan Kulon Kaliwungu dengan menggelar lomba lukis payung kertas.
Kepala MI NU 56 Krajan Kulon, Muhammad Muhaimin mengatakan lukis payung kertas ini sebagai wadah kreatifitas anak-anak menuangkan idenya diatas payung kertas.
“Memilih lukis payung karena selama ini belum banyak yang menggunakan media payung kertas sebagai wadah menuangkan kreatifitas,” katanya.
Baca Juga: Prospek Kerja Lulusan Jurusan Kuliah Seni Rupa, Begini Peluang dan Tantangannya
Dikatakan pula, Kaliwungu pernah menjadi sentra pembuatan payung kertas dan lomba ini sebagai salah satu wujud pelestarian tradisi.
“Agenda ini akan menjadi kegiatan rutin kami setiap memperingati Harlah MI NU 56 Krajan Kulon sekaligus promosi penerimaan siswa baru,” imbuhnya.
Anak-anak sendiri terihat sudah mahir, menuangkan idenya di atas payung kertas. Perpaduan warna mulai digunakan anak-anak ini untuk menggambar lukisan bertema alam menjadi karya yang menarik dan indah.
Iqbal salah satu peserta mengatakan, belajar menggambar diatas payung kertas dari orangtuanya dan guru di sekolah.
“Belajar dari pak guru dan seneng juga lukis,” ungkapnya.
Meski diakui sekarang sudah berkurang yang membuat payung kertas , namun dengan lomba ini ingin mengabarkan bahwa payung kertas masih diminati.