umum

Berawal Tugas Sulit sebagai Nakes saat Pandemi, Jadi Motivasi Dokter dari Papua untuk Mendaftar Polisi

Jumat, 7 Maret 2025 | 15:39 WIB
Dokter Marlina Putri Purnamasari mendaftar polisi setelah menjadi nakes saat pandemi (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Dokter Marlina Putri Purnamasari Pekpekai (29) jadi salah satu orang asli Papua yang lolos Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS) 2025.

Putri, sapaan akrabnya, mendaftar SIPSS melalui Polda Papua. Dia punya cerita tersendiri sampai memutuskan mendaftar sebagai anggota Polri lewat jalur SIPSS.

Setelah lulus Prodi Kedokteran Umum Profesi Universitas Kristen Krida Wacana Jakarta, akhir tahun 2019 lalu, dia menjalani program internship di Papua. Lokasinya di RS AL di Merauke dan Puskesmas Karang Indah Merauke.

Saat menjalani program itu, dia mendapat pesan dari kawannya sesama dokter.

“Saya posisi ketika itu sedang pengurusan STR (Surat Tanda Registrasi) di Jakarta, senior saya bilang lewat WA, kami masih kurang orang sebagai relawan tenaga medis Covid-19 di Wisma Atlet (Jakarta), apakah mau bergabung atau tidak?” kata Dokter Putri saat ditemui di Kompleks Akademi Kepolisian (Akpol), Kota Semarang, Jumat 7 Maret 2025.

Baca Juga: Kunci Jawaban Bahasa Inggris Kelas 9 Halaman 178 Kurikulum Merdeka: Questions and Direct Speech - Worksheet 3.15 dan 3.16

Usai mendapat tawaran itu, tanpa banyak pertimbangan, dia mengiyakan bergabung. Menurutnya, kondisi saat itu tenaga medis sangat dibutuhkan untuk menangani pasien yang jumlahnya begitu banyak. Sebagai dokter, tenaga medis, hatinya tergugah menolong sesama.

Begitu bertugas, Putri menghabiskan waktu sekira 6 bulan menjadi relawan di Wisma Atlet Jakarta yang ketika itu digunakan sebagai RS Darurat penanganan pasien Covid-19. Seharinya, bekerja shif, rata-rata 9 jam namun seringkali juga mencapai 12 jam per hari.

“Selama itu (per shif) pakai baju Covid itu (APD) tanpa bisa kami buka. Itu hectic banget, apalagi kalau jaga di bagian critical, satu dokter umum ambil 3 lantai (bertanggungjawab) satu lantai isinya bisa puluhan pasien, dari yang ringan sampai berat,” sambung Putri yang berulangtahun tiap 18 Oktober itu.

Tugas sehari-hari di sana berinteraksi dengan para pasien menanyakan kondisi dan keluhannya.

Suatu waktu, ada pasien kategori ringan yang tiba-tiba drop, nafasnya memberat. Posisinya di lantai atas.

Baca Juga: Ingin Dekatkan Polisi dan Masyarakat dengan Seni, Komikus Lulusan DKV UNS Daftar Seleksi SIPSS

“Itu pasien di atas lantai 10 lah kira-kira, sementara IGD di tower bawah. Nah untuk menurunkan pasien, saya lari pakai baju APD itu ada kali 4 lantai saya lari, sampai atas terengah-engah, tapi saya lebih pikir pasien saya jadi tetap saya jalani,” cerita anak pertama dari 4 bersaudara itu.

Sebab memang bangunannya didesain sebagai wisma penginapan, bukan diperuntukan untuk perawatan medis, Putri menyadari betul berbagai kendalanya. “Seperti mobilisasi pasien agak susah kan,” ungkapnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB