umum

Satu-satunya Pemeluk Agama Konghucu di Siswa SIPSS, Afat Ingin Sebarkan Pluralisme saat Menjadi Polisi

Minggu, 9 Maret 2025 | 20:41 WIB
Afat, jadi satu-satunya siswa SIPSS yang bergama Konghucu. Dia ingin menyebarkan pluralisme. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Berbagai latar belakang mewarnai seleksi Sekolah Inspektur Polisi Sumber Sarjana (SIPSS). Dari berbagai ras, suku, dan background pendidikan serta prestasi saling adu nasib untuk menjadi anggota Polri.

Salah satu dari keragaman latar belakang itu adalah Afat (23) dia paling unik sendiri di antara calon polisi yang mengikuti tahapan pendidikan SIPSS di Akademi Kepolisian Semarang.

Afat adalah lulusan S1 Pendidikan Agama Konghucu Sekolah Tinggi Agama Konghucu Indonesia (STIKIN) Purwokerto, Jateng. Pria asli Depok, Jawa Barat itu sebelum lolos seleksi tingkat pusat SIPSS adalah Guru Agama Konghucu di SMPN 1 Bunguran Timur, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau.

STIKIN Purwokerto yang berlokasi di Jalan Sunan Bonang, Dukuwaluh, Kecamatan Purwokerto, Kabupaten Banyumas, merupakan sekolah tinggi Konghucu pertama di Indonesia. Pendiriannya juga sesuai dengan PP nomor 55 tahun 2007 tentang Pendirian Perguruan Tinggi Keagamaan.

Baca Juga: Selain Jalur Mudik, Pemprov Jateng juga Upayakan Jalan Menuju Lokasi Wisata Tanpa Lubang

Berdirinya STIKIN Purwokerto itu dimaksudkan agar berkontribusi nyata dalam perkembangan agama Konghucu serta dapat mencetak guru-guru agama Konghucu di Indonesia.

“Saya mulai kuliah tahun 2021, jadi lulusan pertama dan tercepat angkatan pertama di STIKIN Purwokerto. Oleh Kementerian Agama, saat itu Sekjen Prof. Nizar Ali, saya mendapatkan percepatan studi 6 semester saat kuliah karena ketika itu ada kebutuhan mendesak Guru Agama Konghucu yang harus linear (dengan kuliahnya),” kata Afat saat ditemui di Batalyon SIPSS, Komplek Akpol, Jumat 7 Maret 2025 malam. Ketika diwawancara, rekan-rekan Afat yang Muslim sedang menjalankan ibadah Salat Tarawih di Musala Batalyon SIPSS.

Afat lulus dari STIKIN Purwokerto bersama 25 orang lain seangkatannya. Rata-rata lulusannya menjadi guru, demikian juga Afat yang ketika itu mengabdi hingga ke Kepulauan Natuna menjadi Guru Agama Konghucu.

Afat juga ketika itu menjadi penyuluh agama non-PNS di Kabupaten Natuna. Selain itu, Afat juga rutin menulis di kanal website Pusat Bimbingan Pendidikan Konghucu Kementerian Agama RI.

Berjalannya waktu, Afat mendapat informasi pembukaan SIPSS di mana dibutuhkan jurusan yang dia tempuh saat kuliah.

Baca Juga: Hukum Mandi Wajib Setelah Sahur, Ini Waktu yang Dianjurkan untuk Mandi Wajib

Afat mendaftar, mengikuti serangkaian seleksi baik tingkat daerah maupun pusat, hingga lolos SIPSS Gelombang I tahun 2025 ini.

“Seleksi awalnya mulai November 2024 di Pusat Misi Internasional Tangerang, kemudian dilanjutkan rangkaian seleksi lainnya,” lanjutnya.

Afat memeluk Konghucu sejak kecil. Keluarga inti dan keluarga besarnya penganut Konghucu.

Halaman:

Tags

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB