AYOSEMARANG.COM -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan terkait potensi tsunami yang dapat terjadi di beberapa wilayah pesisir Indonesia selama arus mudik Lebaran 2025.
Salah satu lokasi yang menjadi perhatian utama adalah Underpass Lintas Selatan Bandara Internasional Yogyakarta (NYIA) di Kulonprogo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Titik risiko yang perlu diwaspadai salah satunya, ya jalan underpass lintas selatan Bandara Yogyakarta di Kulonprogo, underpass di situ adalah zona rawan tsunami,” ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, dikutip Jumat 21 Maret 2025.
Baca Juga: Jalur Alternatif Mudik 2025 di Jawa Tengah, Hindari Kemacetan dengan Rute Ini
Sebagai langkah mitigasi, BMKG mengusulkan agar kementerian dan lembaga teknis terkait menerapkan skema buka-tutup lalu lintas di ruas jalan menuju underpass tersebut.
Upaya ini diharapkan dapat mengurangi kepadatan kendaraan serta mempermudah evakuasi jika terjadi tsunami. Selain itu, BMKG menekankan pentingnya sosialisasi kepada masyarakat mengenai potensi bahaya di kawasan tersebut.
Menurut Dwikorita, penerapan sistem buka-tutup harus dilakukan secara cermat agar tidak menghambat arus kendaraan. Mengingat panjang underpass yang mencapai 1,4 kilometer, diperlukan pengelolaan lalu lintas yang optimal untuk menghindari kemacetan.
"Mohon dipastikan dari Kementerian PUPR karena gate buka-tutupnya itu jangan sampai macet karena kalau macet tidak bisa buka atau tidak bisa tutup nanti mobil-mobil akan terjebak di dalam terowongan itu saat evakuasi tsunami," sambngnya.
Baca Juga: Diskon Tarif Tol 20 Persen untuk Mudik Lebaran 2025, Cek Daftarnya!
Sementara itu, data Kementerian Perhubungan memprediksi jumlah pemudik tahun ini akan meningkat signifikan, mencapai 146,48 juta orang atau sekitar 52 persen dari total populasi Indonesia.
Pulau Jawa diperkirakan menjadi wilayah dengan pergerakan pemudik terbesar, dengan puncak arus mudik terjadi pada 28 Maret 2025 dan puncak arus balik pada 6 April 2025.
BMKG juga menegaskan bahwa pihaknya telah menyiapkan sistem peringatan dini yang andal untuk deteksi gempa bumi dan potensi tsunami, serta peringatan cuaca ekstrem. Dengan memaksimalkan sumber daya meteorologi, klimatologi, dan geofisika yang ada, BMKG berkomitmen memastikan informasi ini dapat tersebar secara cepat dan akurat kepada masyarakat.
“Jadi mohon Kementerian PU, Polri, buka tutup jangan sampai macet, nanti mobil justru akan terjebak saat evakuasi bila terjadi tsunami,”pungkas Dwikorita.
Langkah antisipasi ini menjadi krusial mengingat potensi bencana yang dapat terjadi sewaktu-waktu, terutama di jalur-jalur rawan seperti underpass NYIA.