umum

Dari Lumbung ke Panggung: Ratusan Penari, Ratusan Cerita di UNNES Menari 2025

Rabu, 30 April 2025 | 07:28 WIB
UNNES Menari 2025 kembali digelar dalam rangka memperingati Hari Tari Dunia. (dok.)

 

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -Terik matahari tak menyurutkan langkah kaki mereka. Dengan riasan penuh warna dan kostum tradisional yang gemerlap, ratusan penari berkumpul di Kampung Budaya Universitas Negeri Semarang (UNNES), Selasa (29/4). Mereka bukan hanya menari—mereka bercerita, tentang tanah, tentang akar, dan tentang harapan.

UNNES Menari 2025 kembali digelar dalam rangka memperingati Hari Tari Dunia. Tahun ini, gelaran yang telah berlangsung selama satu dekade itu mengusung tema **"Dari Lumbung ke Panggung: Tari Kerakyatan sebagai Jejak Peradaban"**, menghadirkan lebih dari 200 penari dari kalangan mahasiswa, dosen, hingga seniman tamu.

Kampung Budaya yang biasanya lengang berubah menjadi ruang hidup yang sarat emosi. Sejak pagi, arak-arakan mengelilingi kampus menggugah rasa ingin tahu. Anak-anak kecil memanjat bahu orang tuanya, ingin melihat lebih jelas. Beberapa lansia tampak tersenyum haru menyaksikan tarian yang mungkin dulu pernah mereka saksikan di tanah kelahiran.

“Saya baru semester dua, dan ini pertama kalinya saya menonton UNNES Menari. Tadi begitu arak-arakan lewat, saya dan teman-teman langsung lari ke arah Kampung Budaya. Suasananya bikin merinding, apalagi pas Tari Topeng Ireng tampil,” cerita Naila, mahasiswa Bahasa Inggris, dengan mata berbinar.

Setiap gerakan, setiap denting gamelan, seperti membangkitkan kenangan kolektif tentang budaya yang lama tersembunyi di lumbung-lumbung desa. Kini, semua itu naik ke panggung—dihidupkan kembali oleh generasi muda.

Beragam tarian kerakyatan dari berbagai penjuru Jawa Tengah dan sekitarnya dipentaskan: dari Tari Gondorio Rembang hingga Langen Budi Setyo Utomo sebagai bintang tamu. Mereka bukan hanya tampil, tapi membawa identitas, cerita, bahkan doa dari kampung halaman masing-masing.

Dr. Eny Kusumastuti, M.Pd., Koordinator Prodi Pendidikan Seni Tari UNNES, menekankan bahwa UNNES Menari bukan sekadar pentas. “Ini adalah panggung pembelajaran dan pelestarian. Kami ingin mahasiswa tidak hanya menari, tetapi juga merasakan denyut nadi budaya leluhurnya,” ujarnya dengan bangga.

Yang paling mengharukan, bukan hanya mahasiswa dan dosen yang memadati Kampung Budaya. Warga sekitar ikut datang, duduk berdempetan di tribun, bahkan ada yang rela berdiri berjam-jam demi menyaksikan warisan budaya mereka disajikan dengan megah.

Lebih dari sekadar pertunjukan seni, UNNES Menari 2025 menjadi simpul pertemuan antargenerasi, antarkomunitas, dan antarkisah. Sebuah pengingat bahwa di balik setiap gerakan tari, ada perjalanan panjang tentang siapa kita dan ke mana kita akan melangkah.***

Tags

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB