umum

Film “Road to Resilience” dan Buku “Anak Negeri di Pusaran Konflik Suriah” Diputar dan Dibedah di Semarang

Selasa, 3 Juni 2025 | 21:20 WIB
Pemutaran Film “Road to Resilience” di FISIP Undip, Selasa 3 Mei 2025. (dok.)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM – Sedikitnya 200 mahasiswa Jurusan Hubungan Internasional (HI) FISIP Universitas Diponegoro (Undip) Semarang antusias mengikuti pemutaran film dokumenter "Road to Resilience" pada Selasa 3 Juni 2025.

Film yang digelar di Aula Fimena FISIP Undip Semarang ini merupakan produksi Kreasi Prasasti Perdamaian (KPP) bersama ruangobrol.id sebagai bagian dari kampanye edukasi pencegahan ekstremisme kekerasan.

Mahasiswa aktif mengajukan pertanyaan kritis seusai pemutaran film, terutama terkait sosok Febri Ramdani, tokoh utama film yang nekat berangkat ke Suriah untuk menyusul ibunya yang telah lebih dulu berada di wilayah kekuasaan ISIS.

Salah satunya, Sakina, mahasiswa HI angkatan 2024, mempertanyakan bagaimana Febri bisa mengakses wilayah konflik. “Bagaimana caranya bisa sampai masuk ke negara konflik? Apa gampang aksesnya?” tanyanya.

Pertanyaan lain muncul seputar kondisi di markas ISIS, termasuk situasi yang dihadapi Febri dan keluarganya selama berada di sana. Para mahasiswa menilai film ini sangat relevan dengan sejumlah mata kuliah seperti studi konflik, hubungan internasional kontemporer serta keamanan global.

Direktur ruangobrol.id, Noor Huda Ismail, menegaskan bahwa film ini ditujukan untuk generasi muda karena mereka merupakan kelompok paling rentan terhadap paparan ekstremisme bahkan sejak di bangku sekolah.

Dia mencontohkan mantan Napiter Hadi Masykur yang terpapar sejak di bangku SMP. Tidak sedikit juga yang bergabung saat di bangku kuliah.

Kegiatan di FISIP Undip ini merupakan lanjutan dari forum diskusi terfokus (FGD) sehari sebelumnya di Hotel Noormans, Semarang pada Senin (2/6/2025).

Acara itu merupakan bagian dari rangkaian roadshow nasional setelah peluncuran resmi program di Jakarta pada akhir Februari 2025 oleh Kepala BNPT Komjen Pol Eddy Hartono. Kota Semarang menjadi titik terakhir setelah Jakarta, Bandung, Lampung, dan Surabaya.

Noor Huda menjelaskan bahwa strategi komunikasi naratif dipilih untuk menjangkau publik secara lebih emosional dan efektif. Alih-alih menyampaikan ceramah normatif, narasi personal digunakan agar pesan lebih mudah dicerna dan mengena.

“Isu terorisme dan radikalisme itu berat dan menakutkan. Namun, lewat film dan kisah nyata, seperti perjalanan Febri, publik bisa memahami bahwa semua ini berawal dari pilihan kecil yang kemudian berdampak besar,” ucapnya.

Dalam film Road to Resilience mengisahkan Febri Ramdani, pemuda 22 tahun yang nekat berangkat ke Suriah pada 2016. Ia menyusul ibunya yang telah lebih dulu bergabung dengan jaringan ISIS.

Alih-alih menemukan kehidupan yang dijanjikan, Febri justru terjebak dalam kekejaman dan penindasan. Ia dan 16 anggota keluarganya akhirnya direpatriasi ke Indonesia pada Agustus 2017.

Namun, kepulangan itu bukan akhir perjuangan. Febri harus menghadapi stigma sosial, tekanan ekonomi, serta krisis identitas yang membuatnya sempat mengalami depresi berat.

Halaman:

Tags

Terkini

Kemenimipas Teken MoU dengan Delapan Lembaga Negara

Rabu, 19 November 2025 | 21:03 WIB