regional

Sedekah Laut Warga Bandengan, Larung Kepala Kambing Berharap Hasil Laut Melimpah

Sabtu, 28 Juni 2025 | 15:59 WIB
Miniatur kapal berisi kepala kambing yang akan dilarung di perairan Kendal dalam tradisi sedekah laut warga Kelurahan Bandengan Kota Kendal. (edi prayitno/kontributor Kendal)

 

KENDAL,AYOSEMARANG.COM – Berharap hasil laut melimpah di tahun-tahun mendatang, nelayan dan warga Kelurahan Bandengan Kota Kendal melarung kepala kambing bersama hasil bumi di perairan laut Kendal, Sabtu 28 Juni 2025.

Kepala kambing yang diletakan dalam miniatur perahu nelayan ini sebelumnya diarak keliling kampug. Tradisi tahunan Gebyar Budaya Sadranan, Sedekah Laut dan Bumi berlangsung meriah meski air rob mulai naik.

Ribuan warga tumplek blek di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bandengan, mengikuti rangkaian ritual hingga karnaval budaya yang penuh warna. Salah satu momen paling ditunggu, prosesi melarung kepala kambing ke tengah laut menggunakan perahu nelayan.

Prosesi itu, menjadi simbol utama dalam tradisi sedekah laut, sebagai ungkapan syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki dari hasil laut.

“Ini bentuk doa dan permohonan keselamatan bagi para nelayan yang setiap hari bertaruh nyawa di laut,” kata Triono, Ketua Panitia kegiatan.

Dikatakan,  sedekah laut juga menjadi momentum penting untuk mengedukasi masyarakat soal pentingnya menjaga laut dari kerusakan.

“Kami ingin warga makin sadar, laut bukan cuma sumber nafkah, tapi juga harus dijaga bersama demi masa depan,” tegasnya.

Selain itu, tak hanya ritual adat, acara juga diramaikan karnaval budaya yang melibatkan berbagai kelompok masyarakat, mulai dari pelajar, komunitas seni, hingga tokoh agama dan adat.  Alunan musik tradisional dan tari-tarian khas pesisir makin menyemarakkan suasana.

Karnaval  dimulai dari Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Bandengan. Peserta mengarak sesaji seperti kepala kambing, ingkung, dan aneka jajan pasar menuju makam dua tokoh pendiri Kelurahan Bandengan, yakni Mbah Rancang dan Mbah Jenggot.

Tak hanya menampilkan pakaian adat dan budaya, sejumlah kelompok peserta membawa gunungan hasil bumi sebagai wujud rasa syukur atas keberkahan panen. Ada pula kelompok yang mengenakan kostum dari sampah daur ulang untuk menyuarakan pentingnya memilah sampah demi lingkungan yang lebih baik.

Baca Juga: Puluhan Karyawan Pabrik Sepatu di Tegal Kesurupan Massal saat Produksi, Diduga Terkait Malam Satu Suro

Wakil Ketua Panitia Nyadran, Subhan Ali, menjelaskan bahwa tradisi Sedekah Laut dan Sedekah Bumi ini merupakan warisan budaya turun-temurun.

"Ini bentuk rasa syukur kami atas limpahan rezeki dari laut dan bumi. Kami berharap tradisi ini terus dilestarikan oleh generasi muda," ujarnya.

Halaman:

Tags

Terkini

Bank Jateng Fasilitasi Rekening Gaji 3.352 PPPK Pemalang

Minggu, 21 Desember 2025 | 08:05 WIB