SEMARANG, AYOSEMARANG.COM – Suasana Halaman Kantor Gubernur Jawa Tengah di Jalan Pahlawan, Rabu (20/8/2025), tampak lebih semarak dari biasanya. Ratusan stan UMKM yang datang dari 35 kabupaten/kota memamerkan produk-produk unggulan daerah masing-masing, mulai dari kuliner khas, kerajinan, hingga busana etnik.
Kegiatan ini menjadi bagian dari rangkaian peringatan Hari Jadi ke-80 Provinsi Jawa Tengah. Pemerintah Provinsi bersama Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) bertekad menjadikan momen perayaan bukan hanya sebatas seremonial, tetapi juga sarana nyata untuk memperkuat perekonomian rakyat.
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jawa Tengah, Eddy S. Bramiyanto, menegaskan bahwa UMKM telah terbukti menjadi motor penggerak ekonomi daerah. Karena itu, Pemprov tidak hanya mendorong promosi, melainkan juga memberikan pendampingan, memperluas akses permodalan melalui kerja sama dengan lembaga keuangan, hingga membuka peluang pasar yang lebih luas.
“UMKM adalah tulang punggung ekonomi masyarakat. Kami ingin kegiatan ini benar-benar memberi dampak langsung, sehingga para pelaku usaha kecil mampu naik kelas dan lebih kompetitif,” ujarnya.
Pernyataan itu sejalan dengan semangat penyelenggaraan pameran kali ini. Para pelaku UMKM yang hadir tidak hanya memajang produk, tetapi juga melakukan interaksi langsung dengan pengunjung, membuka peluang kemitraan, hingga menjajaki potensi ekspor.
Dari Kabupaten Pati, misalnya, dipamerkan batik gading asal Kecamatan Gembong yang menjadi ikon daerah, tape singkong, rengginang, serta berbagai camilan tradisional yang akrab di lidah masyarakat. Kehadiran produk-produk lokal tersebut mendapat sambutan hangat pengunjung yang antusias mencicipi sekaligus memborong dagangan.
Willy Sofia, perwakilan Dekranasda Kabupaten Pati, mengaku pameran ini sangat membantu memperluas jangkauan pasar pelaku UMKM. “Event semacam ini sangat bermanfaat karena produk kami jadi lebih dikenal. Harapannya bisa digelar secara rutin agar UMKM semakin berkembang dan tidak hanya bertahan di pasar lokal,” tuturnya.
Selain Pati, sejumlah daerah lain juga menghadirkan produk khas yang tak kalah menarik. Dari Banyumas hadir jamu tradisional dan gula semut, sementara dari Jepara ditampilkan ukiran kayu yang telah lama mendunia. Dari Semarang sendiri, pengunjung disuguhi aneka batik kontemporer dan olahan kuliner kekinian berbasis resep tradisional.
Pameran UMKM ini menjadi bukti bahwa Hari Jadi Jawa Tengah bukan hanya pesta budaya, melainkan juga ruang untuk merayakan daya kreasi dan kemandirian ekonomi masyarakat. Lewat wadah seperti ini, pemerintah berharap UMKM tidak hanya tumbuh, tetapi juga mampu menggerakkan ekonomi daerah menuju kemandirian dan kesejahteraan bersama. ***