KENDAL, AYOSEMARANG.COM— Proses pencarian satu mahasiswa KKN UIN Walisongo yang hanyut di Sungai Jolinggo dihentikan sejak pukul 15.00 WIB Rabu 5 November 2025.
Pasalnya kondisi cuaca turun hujan sehingga pencarian di hari kedua sementara dihentikan.
Namun demikian sejumlah personel tetap melakukan pemantauan di sejumlah titik 24 jam penuh.
Rabu malam, Polres Kendal menerjunkan sejumlah anggota bersama warga sekitar untuk berjaga di empat titik krusial, yakni sekitar lokasi Sungai Jolinggo, Jembatan Singorojo, dan Bendung Juwero di Kecamatan Gemuh.
Kapolres Kendal, AKBP Hendry Susanto Sianipar, memimpin langsung pemantauan di Bendung Juwero, Rabu malam.
Dirinya memastikan setiap titik telah ditempatkan anggota kepolisian yang berjaga bergantian tanpa henti.
“Memang pencarian kami hentikan sore tadi karena kondisi hujan deras membuat arus sungai sangat kuat. Tapi pemantauan tetap berjalan nonstop,” tegasnya.
Menurutnya, keputusan penghentian sementara diambil demi keselamatan tim penyelamat dan relawan yang berada di lapangan.
“Bendung Juwero ini menjadi pos pantau terakhir. Kami bersama kepala desa dan masyarakat terus berjaga bersama,” ujarnya.
Pihaknya juga melibatkan anggota Polsek Singorojo, Gemuh, dan Pegandon untuk memperluas area pantauan.
“Harapan kami, semoga korban segera ditemukan. Kami paham pihak keluarga terus menunggu,” imbuh Hendry.
Kepala Desa Triharjo, Kecamatan Gemuh, Rilo Akrori, mengatakan pihaknya telah menerjunkan Linmas dan ormas masyarakat untuk membantu pemantauan.
“Kami siaga di pos pantau akhir 24 jam. Semoga malam ini ada titik terang,” paparnya.
Sebelumnya, pencarian terhadap enam mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) UIN Walisongo yang hanyut di Tubing Jalinggo, Desa Getas, Kecamatan Singorojo, berhasil menemukan lima orang dalam kondisi meninggal dunia.
Mereka adalah Syifa Nadhilah, M. Labib Rizqi, Riska Amelia, M. Jibril Assyarafi, dan Bima Pranawira.
Satu korban lainnya, Nabila Yulian Desy Pramesti, hingga kini masih dalam pencarian.