KENDAL, AYOSEMARANG.COM – Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga (Jargas) dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Republik Indonesia yang dimulai di Kecamatan Weleri tidak berjalan mulus.
Dari 16 desa di Kecamatan Weleri, 15 desa sudah didaftar dan hanya menyisakan satu desa yaitu Desa Sidomukti yang menolak program Jargas ini.
Camat Weleri, Dwi Cahyono Suryo, menuturkan tidak masuknya Desa Sidomukti dalam kuota Jargas tersebut diduga lantaran tim survei Jargas terkendala saat melakukan survei lokasi untuk memverifikasi kelayakan pemasangan jaringan gas di rumah calon pelanggan.
"Kurang satu Desa Sidomukti, ya mungkin dari tim survier ada kendala di lapangan. Katanya ada oknum yang mau ikut jadi tim survier tapi minta bayaran lebih tinggi. Tapi kan tidak mungkin karena ini kan program Proyek Strategis Nasional," kata Camat Weleri, Selasa 2 Desember 2025.
Dirinya mengaku sangat menyayangkan hal ini, menurutnya adanya jaringan gas bumi ini, memudahkan masyarakat terkait kebutuhan gas karena tidak lagi memerlukan tabung gas untuk kebutuhan masak sehari-hari mereka.
"Nanti sistem pemakaian gas ini ada meterannya seperti air bersih, jadi lebih ekonomis," ungkapnya.
Dijelaskan saat ini proses pemasangan Jargas sudah mulai dilaksanakan dimulai dari Desa Tratemulyo. Para petugas lapangan terlihat sudah mulai melaksanakan pemasangan instansi Jargas tersebut.
Baca Juga: Sekda Jateng Sebut Koperasi Merah Putih Bisa Gerakkan Ekonomi Desa
"Kecamatan Weleri menjadi pilot project pemasangan jaringan gas rumah tangga. Sosialisasi, daftar ulang juga telah dilaksanakan sebelumnya. Dan hari ini launching pemasangan instalasi jaringan gas bumi," imbuh Camat.
Sebelumnya, PPK Pembangunan Jaringan Gas Bumi untuk Rumah Tangga, Akhmad Rading menyampaikan, jumlah yang terdata di Kabupaten Kendal mencapai 12.086 calon pengguna. Dan Kecamatan Weleri menjadi lokasi pilot project pembangunan jaringan gas rumah tangga.
“Jaringan gas telah mulai dikerjakan sejak 17 November 2025 dan rencananya akan selesai 14 Juli 2026. Untuk aktivasinya tahun 2026, tapi nanti menunggu seluruh konstruksinya selesai dulu," katanya.
Dijelaskan, jaringan gas bumi lebih aman karena sistem distribusi melalui pipa yang standar, lebih praktis karena tidak perlu mengganti tabung, tersedia 24 jam nonstop, serta lebih hemat karena harganya lebih kompetitif dan bisa menekan biaya pengeluaran dibandingkan LPG non-subsidi.