BANDUNG, AYOSEMARANG.COM -- Sekitar 50 pengelola akun informasi lokal, kreator digital, influencer, dan praktisi media berkumpul dalam ISMN Meet Up Bandung 2025 di Nara Park, Kota Bandung, Selasa, 2 Desember 2025. Pertemuan ini diarahkan sebagai ruang berbagi pengalaman sekaligus menyelaraskan langkah di tengah meningkatnya peran kanal informasi lokal dalam kehidupan warga Bandung Raya.
Pesatnya perkembangan media berbasis Instagram dan TikTok membuat kanal informasi lokal kian strategis sebagai rujukan harian masyarakat. Karena itu, kebutuhan menghadirkan ekosistem yang saling menguatkan menjadi tema besar yang menuntun acara.
Di tengah derasnya arus konten dan tuntutan profesionalisasi, pertemuan ini diposisikan sebagai upaya mempertemukan berbagai pelaku media untuk memperkuat kapasitas kolektif. Media digital lokal dinilai punya kedekatan yang tidak dimiliki kanal berskala besar, yakni kedekatan yang membuat kontribusi mereka pada ekosistem informasi publik semakin berarti. Keterhubungan antarpenggiat pun menjadi modal penting untuk membuka peluang kerja sama, kampanye lintas kanal, dan keberlanjutan usaha kreatif di Bandung Raya.
Direktur Pemberitaan Ayo Media Network, Adi Ginandjar, menegaskan bahwa ISMN Bandung 2025 menjadi momentum penting untuk mengonsolidasikan kolaborasi lintas media. Sebelum memberikan pernyataannya, ia menjelaskan bahwa gagasan forum ini berangkat dari kebutuhan untuk menyatukan para pengelola kanal informasi yang selama ini bekerja sendiri-sendiri tanpa ruang bertemu yang terstruktur. Dari sana, ia menilai perlunya jembatan yang mampu mempertemukan kebutuhan, pengalaman, dan kapasitas masing-masing pihak.
“Event ini menjadi salah satu tonggak kolaborasi lebih baik lagi. Ini latar belakangnya berawal dari keinginan untuk menjembatani kolaborasi pelaku media di Bandung Raya sebagai upaya memberikan informasi dan edukasi kepada masyarakat luas,” kata Adi.
Dia menyebut ruang kolaborasi yang kini mulai terbentuk diharapkan tidak berhenti sebagai agenda sesekali. Ia menilai keberlanjutan sangat penting, terutama ketika media digital menghadapi persaingan yang makin ketat dan dinamika algoritma yang cepat berubah. Karena itu, ia menyampaikan harapannya agar pertemuan semacam ini terus berlangsung dalam jangka panjang.
“Semoga dengan adanya meet up ini ke depan kita tidak hanya di ruang ini saja tapi terus berjalan kalau bisa sampai kiamat,” ucapnya. Pertemuan rutin semacam ini menurutnya akan memperkuat solidaritas di antara para pengelola kanal informasi. “Yang namanya silaturahmi itu kan memperpanjang rezeki dan memperpanjang umur,” katanya.
Pemimpin Redaksi Ayobandung.id, Andres Fatubun, menilai posisi homeless media kini menjadi salah satu poros penting ekosistem informasi masyarakat. Ia menjelaskan bahwa keterbukaan kolaborasi dari para pengelola akun tersebut sudah terlihat dari berbagai kerja bersama sebelumnya. Namun, menurutnya, peluang kolaborasi masih bisa diperdalam, terutama dalam konteks lebih profesional.
“Teman-teman homeless media kalau diajak kolaborasi sangat terbuka, kenapa tidak diperluas,” kata Andres. Ia menyebut bahwa dalam berbagai forum, peran homeless media kian diperhitungkan sebagai salah satu kanal informasi dengan jangkauan besar. “Di forum-forum disebutkan peran dari homeless media itu semakin krusial dan diperhitungkan. Banyak media mainstream yang sudah berkolaborasi, asosiasi pers juga, bahkan ada wacana bagaimana kalau homeless media ini diakomodasi Dewan Pers,” ujarnya.
Dia kemudian menyinggung bagaimana posisi homeless media kini yang sudah banyak mencuri perhatian. Di satu sisi, banyak industri melihat homeless media sebagai kanal yang menjanjikan berkat jangkauannya yang luas. Namun di sisi lain, sebagian brand masih berhati-hati karena rekam jejak beberapa kanal yang pernah tersandung penyebaran informasi keliru. Situasi itu, menurutnya, menjadi pengingat bahwa peningkatan kapasitas dan pemantauan kualitas harus berjalan beriringan.
“Beberapa industri melirik homeless media ketimbang media mainstream karena jangkauannya yang lebih luas. Ada juga brand di sisi lain menolak karena ada rekam jejak media homeless sebar hoaks waktu dulu. Jadi mereka juga melakukan pemantauan,” katanya.
Ia melanjutkan bahwa baik akun informasi lokal maupun media arus utama sebenarnya berada dalam ekosistem yang sama, memiliki kekuatan dan keterbatasan masing-masing. Karena itu, kolaborasi justru bisa menjadi titik temu yang saling menguntungkan bagi kedua pihak.
“Keinginan kita untuk berkolaborasi. Di satu sisi homeless punya kecepatan dan jangkauan lebih luas, di redaksi kita unggul dalam verifikasi,” kata dia.
ISMN Meet Up Bandung 2025 terselenggara berkat dukungan dari Bank BNI, Bank BTN, Eiger Tropical Adventure, Indosat Ooredoo Hutchison, Nara Park, Hotel Santika Pasirkaliki Bandung, dan Monte Equipment. Rencananya, selain di Bandung, event serupa akan digelar di Kota Semarang dan Yogyakarta.***