AYOSEMARANG.COM -- Selama puluhan tahun, sebuah kota pelajar di Indonesia selalu identik dengan biaya hidup yang bersahabat. Mahasiswa dari berbagai daerah datang untuk menimba ilmu sambil menikmati suasana yang sederhana, ramah, dan terkenal murah. Citra tersebut begitu melekat sehingga kota ini sering dianggap sebagai tempat paling ideal bagi pelajar dengan anggaran terbatas.
Kondisi tersebut berubah drastis menjelang 2025. Kota pelajar ini kini mengalami lonjakan biaya hidup yang cukup signifikan.
Laporan resmi dari BPS menunjukkan bahwa penduduknya mengeluarkan rata-rata lebih dari Rp20 juta per tahun untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, transportasi, dan layanan lainnya. Angka tersebut menempatkannya sebagai kota dengan biaya hidup tertinggi kedua di Indonesia.
Fenomena ini mengejutkan banyak pihak. Bagaimana mungkin sebuah kota yang lekat dengan gaya hidup hemat tiba-tiba bertransformasi menjadi salah satu kota termahal di negeri ini?
Perubahan ini tak lepas dari pertumbuhan ekonomi dan perkembangan sektor kreatif serta pariwisata yang membuat harga barang dan jasa naik secara bertahap. Ditambah lagi meningkatnya arus pendatang, baik untuk studi maupun bekerja, yang turut mendorong biaya hunian dan kebutuhan harian.
Baca Juga: Terbanyak di Indonesia, Gubernur Ahmad Luthfi Serahkan SK Kepada 13 Ribu Orang PPPK Paruh Waktu
Tantangan semakin terasa karena UMK kota tersebut pada tahun 2025 berada di kisaran Rp2,6 juta. Ketimpangan antara pendapatan rata-rata dan biaya hidup membuat banyak pelajar, pekerja baru, hingga keluarga muda harus menyesuaikan pola pengeluaran agar tetap bertahan.
Kota pelajar tersebut diketahui menempati posisi kedua dalam daftar biaya hidup tertinggi, tepat di bawah kota Denpasar. Berikut lima besar kota dengan pengeluaran tahunan tertinggi menurut BPS:
1. Denpasar: sekitar Rp20,76 juta per tahun
2. Kota pelajar yang dimaksud: sekitar Rp20,6 juta per tahun
3. Jakarta: sekitar Rp19,95 juta per tahun
4. Batam: sekitar Rp19,67 juta per tahun
5. Surabaya: sekitar Rp19,67 juta per tahun
Dan kota pelajar yang dimaksud itu tak lain adalah kota Yogyakarta. Kota budaya dan pendidikan tersebut kini menghadapi fase baru dalam perkembangannya. Identitas sebagai kota murah perlahan bergeser menjadi kota dengan dinamika ekonomi lebih tinggi, sekaligus tantangan bagi masyarakatnya yang harus beradaptasi dengan realitas biaya hidup yang semakin besar.