"Stok ini terus bertambah karena serapan dari produksi petani di Jawa Tengah terus berjalan. Saat ini pengadaan berkisar antar 600 ton per hari ini," ungkapnya.
Ia juga menyatakan produksi pangan di Jawa Tengah itu surplus, tapi tidak hanya diserap di Jateng saja, tetapi juga dari wilayah lain. Sehingga ini yang mempengaruhi fluktuasi harga beras di Jateng.
Sementara itu, Penjabat (Pj) Bupati Batang Lani Dwi Rejeki mengatakan gerakan pangan murah serentak di Batang ada di dua lokasi, yakni di Jalan Veteran Batang dan juga di Bandar.
"Harap atau tujuan kita untuk pengendalian inflasi karena harga pangan yang disajikan ini jauh lebih murah dari harga pasar. Dan kegiatan ini bisa terus berkelanjutan yang bekerjasama dengan Bulog, Provinsi agar harga bisa terjaga menjelang hari raya Idul Adha ini," jelasnya.
Lani menyebutkan, meskipun menjelang lebaran Idul Adha harga kebutuhan pokok pangan masyarakat relatif stabil dan stok pangan sangat mencukupi dan tidak mengkhawatirkan.
"Inflasi kita selalu berubah-ubah, khususnya terkait dengan harga yang sempat tinggi di bulan Mei 2023 atau wilayah Tegal di angka 3,7 persen. Tapi ini sudah berangsur-angsur stabil," terangnya.
Dalam gerakan pangan murah Beras Medium SPHP dijual dengan harga Rp43.000 per 5 kg, Beras Medium Gapoktan dijual dengan harga Rp50.000 per 5 kg, Telur dijual dengan harga Rp27.000 per kg.
Lalu, Minyak Goreng Kita dijual dengan harga Rp13.500 per liter, Cabai Merah dijual dengan harga Rp17.000 per kg, Gula dijual dengan harga Rp13.500 per kg, dan Bawang Merah dijual dengan harga Rp25.000 per kg.