SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika, Dedy Permadi mengatakan, upaya pemulihan terus dilakukan pemerintah di berbagai sektor.
Beberapa upaya pemulihan yang dilakukan pemerintah termasuk mengembangkan kualitas Sumber Daya Menusia (SDM) yang mumpuni, terutama di era digital saat ini.
Masyarakat yang cakap digital dan berbudaya, akan dapat menentukan bagaimana mengoptimalkan dan menuai manfaat dari percepatan transformasi era digital nasional yang ada.
Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Final Piala AFF 2020 Indonesia vs Thailand Leg 1, Main 19.30 WIB, Tinggal Klik!
“Indonesia memiliki potensi SDM digital atau talenta digital yang besar, yaitu 212,35 juta pengguna internet atau 76,8% dari total populasi Indonesia,” ungkapnya dalam siaran pers dari Media Center Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) – KPCPEN, Kamis 30 Desember 2021.
Dalam kondisi yang wajar tanpa adanya intervensi kebijakan strategis, kata Dedy, potensi talenta digital Indonesia tersebut diproyeksikan dapat berkontribusi sebesar Rp1.965 triliun terhadap nilai PDB Indonesia di tahun 2030.
Namun apabila potensi tersebut didorong melalui akselerasi peningkatan kualitas dan kuantitas digital secara komprehensif, maka diprediksi dapat meningkat menjadi Rp4.434 triliun atau 2,2 kali lipat lebih besar.
Karena itu, ujar Dedy, Kominfo membangun program pengembangan SDM atau talenta di bidang digital yang mencakup tingkat kecapakan dasar, menengah dan lanjutan.
“Untuk memenuhi kebutuhan setidaknya 9 juga talenta digital dalam 15 tahun,” imbuhnya dalam keterangan yang didapat.
Pada tingkat dasar, Gerakan Nasional Literasi Digital Kominfo memberikan beragam pelatihan kecakapan digital tingkat dasar bagi masyarakat umum.
Dengan 4 pilar utama yaitu kecakapan digital atau digital skills, etika digital atau digital ethics, budaya digital atau digital culture, dan keamanan digital atau digital safety.
“Melalui program ini, masyarakat diharapkan memiliki kemampuan yang memadai agar dapat makin bijak dalam berinteraksi dan beraktivitas di ruang digital, sekaligus menavigasikan diri dengan baik di tengah disrupsi informasi,” papar Dedy.
Menjelang akhir tahun 2021, program ini telah menjangkau 12,3 juta peserta atau 98,87% dari target tahun 2021 di seluruh Indonesia. Kemudian pada 2022, akan menyasar 5,5 juta masyarakat dengan peserta dari kelompok yang lebih spesifik.