AYOSEMARANG.COM –- Manusia hidup di dunia memiliki kedudukan dan status yang berbeda-beda. Hal itu pun diungkapkan oleh Gus Baha dalam dakwahnya.
Gus Baha pun menyebut bahwa status manusia di dunia itu sangat melekat sesuai jabatan yang dimiliki oleh setiap orang.
Tetapi, hal itu tidak sesuai dengan pandangan Allah SWT terhadap kedudukan hambaNya di bumi.
Gus Baha sebut Allah SWT memandang hambaNya bukan dari statusnya itu melainkan dari apa yang orang dilakukan dalam kesehariannya.
Baca Juga: Ketika Terlilit Hutang dan Rezeki Sulit, Amalkan 1 Kalimat Dari Gus Baha Ini, Cek Selengkapnya
Tentu hal-hal yang dilakukan manusia itu yang bermanfaat. Seperti kata Gus Baha murid Mbah Moen, bahwa Rasul pun pernah memberikan pujian kepada seseorang yang bernama Uwais Al Qarni lantaran memanfaatkan waktu untuk hal-hal bermakna.
Gus Baha pun menyebut terkait ilmu hakikat, bahwa sesuatu yang dianggap tidak berguna di mata orang justru dapat bermakna luar biasa di mata Allah.
"Andaikan kita bicara ilmu hakikat, misalnya kita mondok gitu ya, kemudian jadi orang miskin, jadi orang yang menurut orang banyak tidak berguna di masyarakat, ternyata kita ini orang yang kelihatannya tidak punya karir, tapi kalau malam sujud kepada Allah," ujar Gus Baha.
"Punya anak, niat memperbanyak orang sujud, terus punya ibu yang sakit-sakitan kita rawat. Meskipun kita tidak jadi dosen, tidak jadi menteri, tapi 'innallaha' itu luar biasa," ungkap Gus Baha.
Lantas, status apa yang dimaksud oleh Gus Baha yang sesuai kaidah islam?
Murid Mbah Moen, Gus Baha menyebut bahwa status yang dimaksud dan sesuai dengan kaidah islam yaitu dalam hal merawat keluarga.
"Karena berstatus merawat ibu, merawat anak, merawat istri, nah Islam itu datang dengan jargon-jargon seperti itu,” tambah Gus Baha.
Kemudian, Gus Baha pun menjelaskan lagi terkait Uwais Al Qarni yang dipuji Nabi lantaran merawat ibunya yang lumpuh.