Selain itu, ada juga kosakata "yabai" yang secara harfiah berarti "berbahaya", tetapi dalam bahasa gaul digunakan untuk mengekspresikan kekaguman atau kejutan terhadap sesuatu yang menarik atau mengagumkan.
Sedangkan, KY merupakan singkatan dari "kuuki yomenai", yang mempunyai arti secara harfiah adalah "tidak dapat membaca situasi".
Istilah ini umumnya digunakan untuk menggambarkan seseorang yang kurang peka terhadap situasi sosial atau kesulitan dalam membaca perilaku orang di sekitarnya.
Penggunaan istilah KY biasanya merujuk pada orang yang kurang pandai bergaul, sulit beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, atau terlalu fokus pada dirinya sendiri sehingga tidak dapat mengenali perasaan orang lain di sekitarnya.
Baca Juga: Info Harga Samsung A73 5G Turun Rp400 Ribu! Baterai Badak Anti Air dan Debu, Cek Sekarang
Contohnya dalam sebuah pertemuan kerja, seseorang yang KY mungkin tidak menyadari ketika rekan kerjanya sedang merasa tidak nyaman atau marah karena salah satu komentar atau tindakan mereka.
Mereka mungkin terus berbicara atau bertindak tanpa memperhatikan perubahan ekspresi atau bahasa tubuh rekan kerjanya, sehingga membuat situasi semakin tidak nyaman.
Karena kurang peka terhadap situasi sosial, orang yang KY ini mungkin juga sulit bergaul dengan rekan kerjanya dan kesulitan membentuk hubungan yang baik di lingkungan kerja.
Hal itu tentunya dapat berdampak pada produktivitas dan hubungan kerja yang harmonis dengan orang lain di sekitarnya.
Baca Juga: Honda CRF250L Mejeng di IIMS 2023, Motor Trail Full Digital Mesin Tangguh, Segini Harga OTR Jakarta
Kasus Jerome Polin yang juluki KY oleh WNI Jepang yaitu candaan Jerome saat bertemu langsung terlalu berlebihan sehingga membuat orang lain tak nyaman.
Jerome dianggap tidak bisa melihat situasi yang akhirnya komentarnya dibanjiri dengan kata KY yang berasal dari bahasa Jepang.
Alhasil ketika Jerome ingin mengikuti tren hewan Capybara yang dipanggil mas bro, mendapat respon kurang baik dari warganet yang tidak menyukainya.
Istilah KY merupakan bagian dari kebiasaan dan budaya masyarakat Jepang, dan penggunaannya tidak bermaksud untuk menghina atau mengejek seseorang.
Sebaliknya, istilah ini digunakan untuk memberikan pemahaman dan menggambarkan seseorang yang kurang peka terhadap situasi sosial atau kesulitan dalam membaca perilaku orang di sekitarnya.