SEMARANG SELATAN, AYOSEMARANG.COM -- Fico Fachriza ditangkap polisi terkait kasus narkoba.
Fico Fachriza yang berprofesi sebagai komika ditangkap polisi terkait kasus narkoba, Kamis 13 Januari 2022, malam.
Fico Fachriza ditangkap dengan brang bukti tembakau gorila.
Beberapa waktu lalu, pria 27 tahun itu sempat menjadi perbincangan warganet lantaran diketahui merupakan cucu dari Murad Aidit, adik kandung DN Aidit, pemimpin Partai Komunis Indonesia (PKI).
Baca Juga: PROFIL Fico Fachriza, Biodata Komika dan Artis FF Ditangkap Polisi Atas Kasus Narkoba
"DN Aidit (pemimpin PKI) punya adik namanya Murad Aidit nah dia itu kakek gue dari nyokap," ujar Fico dilansir dari YouTube adjisdoaibu 14 Januari.
Lalu, Fico Fachriza ditanya terkait perlakuan yang dialaminya usai semua orang tahu bahwa ia adalah cucu Murad Aidit yang memiliki hubungan darah dengan DN Aidit.
"Kalo yang nggak merhatiin (tahu pasti) yang sebenernya sih banyak yang kaya gitu tapi di sosmed ya. Sebenernya perlakuan kaya gitu justru banyak gue dapetnya waktu SD," lanjutnya.
"Tapi temen-temen sekolah gue-nya itu, dulu kan waktu SD ada sholat dzuhur berjamaah dan imamnya rolling (bergantian) nah pas giliran gue mau jadi imam gak boleh katanya 'PKI PKI gausah jadi imam' yah tapi namanya anak SD kan," kata Fico.
Baca Juga: Fico Fachriza Ditangkap Polisi Kasus Narkoba Jenis Tembakau Gorila
Fico menceritakan bahwa sang kakek ditangkap saat baru tiba dari Rusia. Murad Aidit dituduh terlibat dalam PKI.
"Biasa aja sih cuman ada narasi yang gue sebel aja, bahwa 'udah lu PKI gausah nyari pembenaran' maksud gue, gue nggak nyari pembenaran. Ya memang terjadi pemberontakan PKI dua kali dan gue keturunan Murad Aidit yang adiknya DN Aidit. Tapi Murad Aidit ini kan bukan anggota aktif PKI. Jadi kalo lu bilang cucu PKI nyari pembenaran enggak," tutur Fico.
"Kakek gue bukan orang PKI tapi ditangkap jadi dia salah tangkap. Bahkan negara Gus Dur minta maaf sama kakek gue. Gara-Gara 15 tahun nggak salah ditangkap," ucapnya.
Walau begitu, Fico Fachriza mengaku dirinya sebagai generasi ketiga Murad Aidit tidak terlalu merasakan diskriminasi tersebut.