SEMARANG, AYOSEMARANG.COM -- Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) belum merekomendasikan Kemendikbud untuk menunda sekolah pembelajaran tatap muka (PTM). Itu terkait dengan ditemukannya kasus hepatitis misterius di Indonesia.
Ketua Umum PP IDAI, Piprim Yanuarso mengatakan, rekomendasi tersebut belum diberikan lantaran urgenitas hepatitis misterius belum tinggi. Pasalnya, hingga kini, belum ada kepastian apa penyebab dan cara penularan sakit itu.
Piprim mengatakan, jika hasil pasti apa penyebab kasus hepatitis misterius sudah diketahui, maka IDAI akan segera mengeluarkan rekomendasi secepatnya. Rekomendasi itu berkaitan mengenai apa yang harus dilakukan pihak terkait, salah satunya jajaran pendidikan.
Baca Juga: Kenali Gejala dan Penanganan Awal Hepatitis Akut
"Kami para pakar di IDAI masih terus berkoordinasi dengan pihak Kemenkes untuk terus menganilsa, meneliti, dan mengamati apa penyebab pastinya. Kalau sudah kelar, akan ada rekomendasi secepatnya, masyarakat diimbau jangan panik berlebihan," ujar Piprim dalam diskusinya di instagram @idai_ig, Minggu 8 Mei 2022 petang.
Ahli Gastrohepatologi Anak, Muzal Kadim menambahkan, lantaran belum ada kepastian penyebab hepatitis misterius terjadi, maka protokol kesehatan yang diterapkan ada dua.
Protokol kesehatan pencegahan itu yakni seprti penanganan Covid-19 dengan cara mencegah masuknya virus melalui saluran nafas, serta melalui saluran cerna.
Baca Juga: Hepatitis Misterius Sebabkan 3 Anak Meninggal Dunia, Kenali Cara Penularannya
Saluran cerna yang dimaksud yakni mencegah dengan memastikan makanan yang dikonsumsi benar-benar matang, tidak menggunakan alat makan bersamaan, hingga menghindari kontak dengan orang sakit.
Masyarakat juga dimointa menjaga kebersihan dengan rutin mencuci tangan, tidak membuang feses sembarangan terutama popok bayi, hingga menjaga jarak aman interaksi.
"Saya tegaskan, tidak ada bukti vaksin Covid-19 dengan kejadian ini," tegas Muzal.
Dikatakan Muzal, kasus hepatitis misterius menjangkit anak di bawah usia 5 tahun, di mana usia tersebut belum bisa diberikan vaksin Covid-19. ***