wisata

Candi Tanpa Kepala di Tulungagung Jawa Timur, Jejak Anak Raja yang Memilih Hidup Sebagai Biksu

Kamis, 9 November 2023 | 14:00 WIB
Candi tanpa kepala di Tulungagung, jejak anak raja yang memilih hidup sebagai biksu. (Foto: YouTube/Mr. Aan)

Pada masa Indonesia kuno, candi dikenal sebagai tempat pemujaan, tempat raja/penguasa yang telah meninggal dimanifestasikan sebagai arca perwujudan yang sekaligus dijadikan sarana pemujaan masyarakat pendukungnya.

Dalam Kitab Negarakertagama juga mengungkapkan candi beragama Buddha ini memiliki nama Prajnaparamithapuri.

Kini Candi Gayatri hanya berupa struktur yang tersusun dari bahan bata yang terletak di tengah-tengah antara struktur I dan III.

Struktur candi terdiri atas tiga tingkat batur dengan arca di atasnya dan dibangun cungkup yang bersifat semi permanen untuk melindungi arca. Lalu pada bagian atas struktur terdapat beberapa batu umpak, baik segi empat maupun segi delapan.

Candi yang berada di atas lahan 945 meter persegi ini resmi ditetapkan sebagai cagar budaya oleh Bupati Tulungagung pada 2019 lalu.

Para leluhur mewariskan kepada generasi penerus berupa warisan budaya bangsa, termasuk sejarah dan purbakala di dalamnya. Berbagai benda bersejarah dan purbakala banyak tersisa di wilayah Kabupaten Tulungagung.

Dengan banyaknya peninggalan ini, disebabkan lokasi Tulungagung sangat strategis dan merupakan daerah yang berkembang pada masa Kerajaan Kediri hingga masa Kerajaan Majapahit.

Dan tentunya sudah menjadi tanggung jawab kita untuk memelihara serta melestarikan peninggalan benda bersejarah dan purbakala untuk di masa yang akan datang.

Itulah sekilas mengenai informasi dan sejarah candi tanpa kepala yaitu Candi Gayatri yang terletak di Tulungagung. Semoga bermanfaat.(*)

Halaman:

Tags

Terkini