Bentuk bangunannya pun berdenah bujur sangkar dengan panjang dan lebar 11,40 m dengan sisa ketinggian kurang lebih 2,30 m (mengambil sisi selatan).
Pada bagian tangga batu candi ini terdapat tulisan angka 1289 Ç (1367 M) dan 1291 Çaka (1369 M), yang kemungkinan dipakai untuk menandai tahun pembuatan dari Candi Gayatri, yaitu pada zaman Kerajaan Majapahit.
Pada bagian dalam bangunan ini terdapat sebuah sempalan arca wanita Buddha dan beberapa umpak berukuran besar.
Kondisi arca sudah rusak namun terlihat masih baik. Bagian kepala dan anggota tangan arca ini hilang karena pengrusakan. Diketahui, arca ini dikenal dengan nama Gayatri.
Gayatri adalah salah satu dari empat anak Raja Kertanegara (Singosari) yang kemudian diwakili Raden Wijaya (Majapahit).
Semasa hidupnya, Gayatri terkenal sebagai pendeta wanita Buddha (Bhiksuni) Kerajaan Majapahit dengan gelar Rajapatni.
Berdasarkan catatan sejarah, Candi Gayatri atau Boyolangu ini dibangun pada masa pemerintahan Raja Hayam Wuruk.
Raja Hayam Wuruk sendiri merupakan maharaja Kerajaan Majapahit keempat yang memegang kekuasaan mulai 1350 - 1389 Masehi (M).
Pembangunan Candi Gayatri ini dikaitkan dengan keberadaan arca Dewi Tara atau Prajnaparmitha. Arca yang dikenal sebagai Dewi Kebijaksanaan, yang sering dikaitkan dengan Ratu Majapahit. Lebih tepatnya, nenek dari Hayam Wuruk yang bernama Gayatri Rajapatni.
Pada Kitab Negatakertagama menyebutkan, Raja Hayam Wuruk telah melakukan upacara srada. Upacara ini memiliki tujuan untuk menghormati 12 tahun kematian Gayatri Rajapatni.
Berdasarkan keterangan tersebut, para ahli sejarawan menyakin fungsi dari Candi Gayatri merupakan sebagai tempat pendarmaan atau pemuliaan Gayatri.
Dalam pemuliaan tersebut, Gayatri diwujudkan sebagai Dhayani Budha Wairocana dengan sikap tangan Dharmacakramudra.
Situs ini dahulu berfungsi sebagai tempat penyimpanan abu jenazah Gayatri dan sekaligus tempat pemujaan masyarakat pendukungnya dalam pemuliaan Gayatri.
Hal itu juga didukung dengan temuan berupa sumuran dan acra perwujudan Majapahit.
Melihat pada Arca Pantheon Dewa dan wahananyam, dapat ditentukan bahwa situs berlatar belakang agama Hindu.