Hampir setiap komunitas memberikan pelayanan beberapa paket wisata, dengan harga sewa yang standar per paket serta per jeepnya.
Pada kisaran antara 400-500 ribu, wisatawan tinggal memilih paket yang disesuaikan dengan destinasi yang diinginkan.
Tujuan wisata yang ditawarkan pada setiap paket termasuk salah satunya adalah kunjungan ke Museum Mini Sisa Hartaku.
Museum ini hanya berjarak kurang lebih 7 km dari puncak Merapi dan merupakan saksi bisu dahsyatnya erupsi Merapi tahun 2010.
Bahkan menurut informasi dari pemandu wisata, erupsi pada tanggal 5 November 2010 itu lebih dahsyat dari erupsi tahun 1872.
Sebenarnya museum ini adalah rumah pribadi milik salah satu warga lereng Merapi bernama Tukimin dan dijadikan museum oleh putranya yang bernama Riyanto.
Saat mulai memasuki kawasan museum, akan disuguhkan reruntuhan rumah lengkap dengan perabotan rumah tangga yang tersisa.
Dimulai sisi luar sebelah kanan bekas bangunan rumah,
akan dihadapkan dengan rangkaian kerangka hewan ternak dan yang mencolok adalah 2 kerangka sapi.
Dari 2 kerangka tersebut, menurut cerita pemandu wisata, salah satunya masih sempat bertahan hidup selama 3 hari, walaupun dengan kondisi tubuh sudah hangus.
Di teras rumah dipajang beberapa unit kendaraan roda dua yang hanya menyisakan kerangka dan rangkaian lain yang terbuat dari logam, hingga tidak mudah terbakar.
Dapat dilihat juga sisa-sisa perabot rumah tangga, seperti gelas dan piring beling yang telah meleleh, menggambarkan betapa tinggi suhu awan panas saat itu.
Di area halaman terdapat pesan moral dari pendiri museum mini ini, yang dituliskan pada sisa reruntuhan tembok rumah.
Baca Juga: 5 Rekomendasi HP 3 Jutaan Terbaik 2022, Dibekali Kamera 108MP, Termurah Ada OPPO A95
"Dengan Anda melihat bekas sisa erupsi Merapi maka renungi/ resapi arti hidup ini", tulisan ini merupakan gambaran kisah pilu bencana kala itu.
Saat memasuki bagian dalam museum, suasana terasa lebih pilu kala menyaksikan pajangan jam dinding rusak yang jarumnya menunjukan waktu kejadian.