Tingkatkan Literasi Keuangan, Warga Garut Didorong Akses Pembiayaan Legal dan Produktif

photo author
- Kamis, 22 Mei 2025 | 14:55 WIB
Ayo Ngobrol Uang (Dok)
Ayo Ngobrol Uang (Dok)

GARUT, AYOSEMARANG.COM – Upaya memperkuat ketahanan ekonomi masyarakat Garut terus digalakkan melalui peningkatan literasi keuangan. Salah satu langkah nyata dilakukan melalui forum diskusi bertajuk Ayo Ngobrol Uang yang diselenggarakan oleh AyoGarut.com bersama para jurnalis di Warung Kopi Gulapadi, Kamis 22 Mei 2025.

Diskusi yang mengangkat tema Menguatkan Warga Lewat Literasi Keuangan dan Pembiayaan Legal ini menghadirkan akademisi, pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), serta pejabat pemerintah daerah. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kesadaran masyarakat agar dana pinjaman yang diperoleh tidak digunakan untuk kebutuhan konsumtif, tetapi diarahkan ke kegiatan produktif.

Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Garut, Wufron, menegaskan bahwa literasi keuangan tidak hanya berkaitan dengan pengetahuan, tetapi juga mencakup keterampilan mengelola pemasukan dan pengeluaran agar tidak mengalami defisit.

"Kalau mau inklusi keuangan meningkat, literasinya dulu yang dibenahi," kata Wufron.

Baca Juga: Bermula Ingin Sebarkan Kebahagiaan, Carolina Bramiant Sukses Kelola Toko Cokelat Pertama di Semarang

Ia juga menjelaskan bahwa tingkat inklusi keuangan masyarakat Garut saat ini sudah menunjukkan perkembangan yang baik, meskipun masih membutuhkan dorongan lanjutan. Berdasarkan hasil penelitiannya pada tahun 2023, rasio kredit bermasalah atau non-performing loan (NPL) di Garut masih dalam batas aman dan lebih rendah dibanding rata-rata Jawa Barat yang mencapai 3,17 persen.

Lebih lanjut, Wufron menekankan pentingnya pendampingan terhadap pelaku usaha agar penggunaan dana pinjaman benar-benar tepat sasaran dan memberikan dampak nyata terhadap pertumbuhan usaha.

"Pendampingan itu perlu, tujuannya untuk memastikan dana agar digunakan untuk kegiatan usaha, mendorong peningkatan pendapatan dan cashflow, menghindari belanja konsumtif dan memprioritaskan kebutuhan," kata dia.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Garut, Ridzky Ridznurdhin, juga mengungkapkan bahwa literasi keuangan masyarakat masih belum selaras dengan tingkat inklusi.

"Banyak yang sudah bisa akses layanan keuangan, tapi belum punya pemahaman yang cukup," katanya.

Baca Juga: USM Kunjungi KU Leuven Belgia, Perkuat Riset Pangan Berkelanjutan dan Kolaborasi Internasional

Sebagai upaya mengatasi hal tersebut, Pemkab Garut bekerja sama dengan Bank Indonesia dan OJK dalam memberikan edukasi keuangan kepada masyarakat. Berdasarkan data per Mei 2025, jumlah debitur Kredit Usaha Rakyat (KUR) di Garut mencapai 18.607 dengan nilai akad Rp 627 miliar dan outstanding Rp 576 miliar.

Namun demikian, tantangan lain masih membayangi. Rasio kewirausahaan di Garut baru mencapai 3,91 persen, di bawah rata-rata nasional sebesar 4 persen. Dari sekitar 601 ribu pelaku UMKM yang ada, hanya 23 persen atau sekitar 134.548 yang sudah memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB).

"Kalau tidak punya NIB, bank tidak akan memberikan pinjaman. Ini yang terus kita dorong," ujarnya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Regi Yanuar Widhia Dinnata

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X