4. Reksa Dana Pasar Uang
Instrumen ini cocok bagi investor pemula maupun yang ingin menjaga likuiditas. Reksa dana pasar uang memiliki risiko rendah karena dikelola dalam instrumen jangka pendek seperti deposito dan obligasi. Keunggulannya, pencairan dana relatif cepat jika sewaktu-waktu diperlukan.
5. Saham Sektor Defensif
Meski saham dikenal lebih berisiko, memilih perusahaan di sektor defensif bisa menjadi strategi cerdas. Sektor seperti kesehatan, telekomunikasi, dan kebutuhan pokok cenderung tetap bertahan meski ekonomi melambat. Dengan analisis yang tepat, saham bisa memberikan keuntungan jangka panjang.
6. Properti dengan Lokasi Strategis
Walaupun membutuhkan modal lebih besar, investasi properti tetap menarik karena nilainya cenderung naik dari waktu ke waktu. Di masa ekonomi sulit, pilihlah properti di lokasi strategis yang memiliki potensi permintaan tinggi, seperti rumah tapak atau apartemen dekat pusat kota.
Baca Juga: Demo di Depan Polda Jateng Ricuh: Batu-Batu Beterbangan, Polisi Tembakan Gas Air Mata
7. Logam Mulia dan Komoditas Lain
Selain emas, beberapa logam mulia lain seperti perak atau platinum juga bisa menjadi alternatif. Begitu pula dengan komoditas pertanian dan energi yang sering kali naik harganya saat terjadi gejolak global.
Investasi di masa ekonomi sulit memang menantang, tetapi bukan berarti mustahil untuk tetap mendapatkan keuntungan. Kuncinya adalah memilih instrumen yang sesuai dengan profil risiko, memiliki daya tahan terhadap inflasi, serta memberikan likuiditas yang memadai. Diversifikasi juga sangat penting agar risiko tersebar dengan baik. Dengan strategi yang tepat, investasi bisa menjadi penyelamat finansial bahkan di tengah ketidakpastian ekonomi.