bisnis

Mengenal Perbedaan Layer 1 hingga 3 dalam Kripto 

Kamis, 4 April 2024 | 19:16 WIB
Istilah dalam kripto (Unsplash/Khadidiatou Amirou (Amy) )

 

AYOSEMARANG.COM - Ketika harga Bitcoin naik, apakah koin dan token kripto lainnya juga ikut naik? Jawabannya adalah belum tentu; apalagi sekarang ini, dengan banyaknya koin dan token yang bergantung pada protokol layer-2 dari beberapa blockchain ternama seperti Ethereum dan Bitcoin.

Namun, protokol layer-2 bukanlah satu-satunya lapisan blockchain yang berpotensi mempengaruhi kinerja harga koin dan token lainnya. Ada juga layer-3 yang dapat berperan dalam pertumbuhan penggunaan koin dan token.

Untuk membantu investor awam dalam memahami ketiga lapisan blockchain tersebut, artikel ini akan membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan terkait perbedaan dan fungsi masing-masing layer blockchain.

Apa itu Layer-1?

Layer-1 (L1) merujuk pada blockchain utama atau protokol inti dalam sebuah jaringan kripto. Lapisan ini adalah lapisan fundamental di mana seluruh infrastruktur dan transaksi dalam jaringan dibangun. Layer-1 menyediakan dasar untuk keamanan, konsensus, dan validasi transaksi, serta menangani proses dasar seperti pembentukan blok dan konsensus kripto.

​Contoh dari layer-1 termasuk Bitcoin, Ethereum, Solana, dan Binance Smart Chain. Setiap blockchain tersebut, sebagai layer-1, dikenal dengan fungsi unggulnya masing-masing.

Bitcoin dikenal dengan fungsinya sebagai sistem pembayaran digital dan aset penyimpan nilai, sedangkan Ethereum memungkinkan pengembangan aplikasi terdesentralisasi (dApps) dan kontrak pintar (smart contracts).

Solana dikenal sebagai layer-1 dengan kecepatan dan skalabilitasnya yang tinggi dan Binance Smart Chain (BSC) memiliki kemampuan untuk mendukung aplikasi dan layanan terkait lainnya di dalam ekosistem Binance.

Walau layer-1 dapat menjalankan berbagai fungsi, lapisan ini biasanya memiliki keterbatasan dari segi biaya transaksi tinggi, scalability yang rendah, dan proses transaksi yang cenderung lebih lambat. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, protokol layer-2 pun dikembangkan

Apa itu Layer-2?

Layer-2 (L2) kripto merujuk kepada lapisan kedua di atas blockchain L1 dalam sebuah jaringan kripto. Pada L2, lapisan dirancang untuk meningkatkan scalability, throughput, dan efisiensi jaringan blockchain utama dengan cara off-chain atau terpisah dari layer-1.

Layer-2 memungkinkan untuk peningkatan kinerja tanpa mengorbankan keamanan atau desentralisasi yang dimiliki oleh layer-1.

Layer-2 sering kali digunakan untuk mengatasi masalah-masalah seperti biaya transaksi tinggi, waktu konfirmasi yang lambat, dan batasan kapasitas jaringan yang ada pada blockchain layer-1.

Contoh dari layer-2 termasuk jaringan penyelesaian off-chain seperti Lightning Network untuk Bitcoin, jaringan roll ups untuk Ethereum, dan solusi skala lainnya yang memungkinkan transaksi-transaksi dilakukan di luar blockchain layer-1.

Halaman:

Tags

Terkini