Berbagai program telah diluncurkan guna menjaga pemulihan ekonomi berada dalam momentum positif. Selain dukungan untuk sektor kesehatan, bantuan sosial, kebijakan yang meringankan pelaku usaha, juga dukungan dalam bentuk insentif akan diteruskan untuk pelaku usaha agar bisa menjadi bantalan, sebelum upaya pemulihan yang betul-betul kuat dapat dilakukan.
Sebagai contoh kebijakan dimaksud, hingga Desember 2021, UMKM dibebaskan dari pajak karena ditanggung pemerintah. Cadangan juga telah dipersiapkan apabila tahun depan masih diperlukan.
Salah satunya, ia menjelaskan, pada 2022 UMKM orang pribadi dengan omzet sampai dengan Rp 500 juta tidak dikenai pajak. “Ini adalah bentuk dukungan konkret bagi UMKM,” tandas Pras.
Optimisme juga diungkapkan Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Arsyad Rasyid, apalagi mengingat saat ini Indonesia sudah dilihat dan dipercaya secara global.
Ia berharap momentum baik ini dapat dijaga, salah satunya dengan mengawal penanganan kesehatan. “Prokes dan vaksinasi jadi kunci,” tegasnya.
Dalam upaya menyelesaikan tantangan pemulihan ekonomi, menurutnya, sangat penting untuk menyamakan persepsi semua pihak, termasuk para pelaku industri dan kementerian terkait. “Kadin berusaha melakukan dialog sosial, menyampaikan persepsi, alignment, terhadap pertumbuhan ekonomi ke depan,” jelasnya.
Pihaknya sangat menghargai adanya insentif dan relaksasi yang diberikan pemerintah terutama bagi para pelaku UMKM, karena kebangkitan sektor domestik juga dirasa sangat penting.
Karena itu, ia menyebutkan transformasi UMKM ke arah digital menjadi salah satu fokus Kadin pada tahun depan. “2022, Kadin fokus membantu UMKM bertransformasi ke basis digital, juga mendorong mentoring UMKM karena masih banyak UMKM yang informal,” tegasnya.
Arsyad menegaskan bahwa mentoring atau pendampingan untuk UMKM yang masih berada di sektor informal perlu dilakukan, terutama terkait upaya legal literacy, literasi finansial dan literasi digital.
Baca Juga: Pelecehan Seksual Dilingkungan BEM Unsoed Purwokerto, Ini Kata Rektorat
Direktur Eksekutif CORE, Mohammad Faisal juga menggarisbawahi pentingnya pendampingan teknis bagi UMKM agar lebih kompetitif dengan situasi yang baru, selain dukungan berupa akses pendanaan. Hal ini dipandang signifikan, karena UMKM memberikan kontribusi besar bagi perekonomian dan penguatan ekonomi domestik harus makin dijaga pada 2022.
“Pada 2022 kita akan lebih bergantung pada ekonomi domestik, meski eksternal tetap jadi harapan kita,” papar Faisal.
Secara umum, menurutnya, semua sektor akan lebih baik pada 2022, termasuk ritel, jasa, manufaktur, juga sektor primer seperti pertambangan, pertanian, dan perkebunan.
“2022 diprediksikan ekonomi akan lebih kuat dari tahun ini. Yang perlu dicatat adalah kita jangan melihat target jangka pendek atau pulih seperti sebelum pandemi, kita harus tumbuh lebih bagus, kita harus lakukan transformasi ekonomi,” ungkap Faisal. ***