SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Sepanjang 2021, Rasio penyaluran kredit tehadap Dana Pihak Ketiga (DPK) atau LDR (Loan to deposit ratio) Bank Jateng meningkat dari 71,53% pada tahun lalu menjadi 80,38%.
Peningkatan angka LDR ini menggambarkan adanya peningkatan fungsi intermediasi oleh Bank Jateng untuk meningkatkan perekonomian daerah melalui penyaluran kredit.
''Sebagai bank yang sahamnya dimiliki oleh pemerintah daerah dan pemerintah provinsi, maka kita ingin berkontribusi bagi pembangunan daerah untuk penyaluran kredit terutama sektor usaha kecil dan menengah,'' ungkap Direktur Utama Bank Jateng Supriyatno, pada Paparan Kinerja Tahun 2021 di Kantor Bank Jateng, Jalan Pemuda, Semarang, Senin 10 Januari 2021.
Dalam acara tersebut, Supriyatno didampingi oleh Direktur Kepatuhan dan Managemen Risiko Ony Suharsono dan Direktur Bisnis Retail dan Unit Usaha Syariah Irianto Harko Saputro.
Baca Juga: Ini Dia Penyebab Seseorang Sering Lupa
Ia menambahkan, penyaluran kredit tersebut diimbangi oleh rasio kredit bermasalah atau NPL (non performing loan) yang tercatat 3,17%. Rasio ini turun dari periode tahun lalu sebesat 3,52%. Angka tersebut dinilai masih dalam batas wajar, dan dibawah ketentuan otoritas keuangan sebesar 5%.
''Meski demikian, prinsip ke hati-hatian bank terus dijalankan sesuai aturan agar kredit macet terkendali,'' tegasnya.
Dari sisi laba usaha, Supriyatno menambahkan Bank Jateng sepanjang tahun 2021 mencatatkan laba usaha tumbuh 14,71% atau menjadi Rp1,77 triliun.
Tidak hanya laba usaha, jumlah penyaluran kredit juga tumbuh 2,78% (yoy) sehingga menjadi Rp 52,53 Triliun, Penghimpunan Dana Pihak Ketiga (DPK) juga mengalami kenaikkan 10,8 %atau menjadi Rp 52,53 Triliun. Sedangkan total aseet Bank Jateng juga meningkat menjadi 9,76% atau Rp 80,17 Triliun.
Rasio keuangan Bank Jateng, pada akhir Desember 2021, juga menunjukkan kinerja yang semakin solid. Rasio dana murah (CASA) terhadap DPK meningkat dari 53,59 %, pada bulan Desember menjadi 56,93 %.
Baca Juga: 6 Film Tema Perselingkuhan Karya Sineas Indonesia, Bikin Geregetan!
Bank Jateng juga meningkatkan pengelolaan operasional dengan semakin efisien hal itu tercermin dari penurunan rasio Biaya operasional terhadap Pendapatav operasional (BOPO) menjadi 76,42 persen.
Supriyatno menegaskan predikat Bank Sehat itu berkat kepercayaan dan dukungan banyak pihak. "Berkat kepercayaan pemegang saham dan masyarakat, termasuk pengawasan oleh OJK, Bank Jateng sejak tahun 2018 mampu mempertahankan predikat sebagai Bank Sehat," kata Supriyatno.***