Ekonomi Sirkular Bukan Hanya Soal Daur Ulang Sampah

photo author
- Jumat, 29 Juli 2022 | 10:48 WIB
Diskusi virtual bertajuk  (istimewa FMB)
Diskusi virtual bertajuk (istimewa FMB)


JAKARTA, AYOSEMARANG.COM - Pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara di Kalimantan Timur yang menerapkan konsep ekonomi sirkular atau circular economy mendapat sorotan dari Green Building Council Indonesia (GBCI).

Deputy Director, Green Building Council Indonesia (GBCI), Prasetyo Adi mengatakan berdasarkan definisi dari World Economic Forum, ekonomi sirkular sendiri adalah sistem industri yang restorative atau regeneratif.

"Kalau kita lihat definisi dari World Economic Forum, ekonomi sirkular sendiri adalah sistem industri yang restorative atau regeneratif. Jadi itu kata kuncinya by intention dan design," kata Prasetyo dalam diskusi virtual bertajuk "Menyongsong Ibu Kota Negara Circular" yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) di Jakarta, Kamis 28 Juli 2022.

Baca Juga: 2 Waktu Terbaik untuk Mengamalkan Doa Akhir dan Awal Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H

Untuk diketahui, penerapan konsep ekonomi sirkular di Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara telah diamanatkan dalam UU Nomor 3/2022. Implementasi ekonomi sirkular disebut akan mewujudkan visi IKN Nusantara sebagai World-Class City for All.

Konsep ekonomi sirkular ditujukan untuk menggantikan pendekatan "ambil- pakai-buang" dari ekonomi linear, dengan berupaya memperpanjang siklus hidup dan nilai produk, bahan baku, dan sumber daya agar bisa digunakan selama mungkin serta meminimalkan dampak sosial dan lingkungan yang ditimbulkannya.

Jika mengacu pada kata kunci by design dan intention, jelas Prasetyo, maka pembangunan IKN Nusantara dalam menerapakan konsep sirkular ekonomi dinilai sudah terlambat. Sebab menurutnya, realisasi penerapan konsep itu harus dari awal.

"Jadi harus dari awal gitu ya. Menurut saya, sekarang IKN, karena sudah membuat infrastruktur udah agak telat, harusnya segera gitu ya. Karena termasuk dengan rantai pasok," ujarnya.

Prasetyo menambahkan, seharusnya yang pertama kali dibangun di IKN Nusantara adalah taman. Sebab taman bersifat regeneratif dan restorativ.

"Bagi saya untuk IKN, yang pertama dibangun adalah tamannya. Karena taman itu bersifat regeneratif, bersifat restorative.”

Yang kedua, lanjutnya, dari taman atau hutan kota itu sendiri, kita bisa menerapkan konsep grow your own city. Dengan konsep ini, jelas Prasetyo, bahan yang digunakan untuk membangun infrastruktur diambil dari daerah tersebut, dalam hal ini Kalimantan.

"Kalau ini kan pendekatannya beda tadi. Bikin dulu bangunan megah, gambar dulu bangunan megah oleh pematung, kemudian bahannya kita impor," ungkapnya.
"Jadi salah satu kata kunci tadi adalah tentang lokalitas sebenarnya. Jadi gimana kita membangun satu kota dari pulau Kalimantan dulu dengan konsep revert logistik. Sesuatu yang seharusnya dibuang dikembalikan lagi ke pabriknya," tambahnya.

Baca Juga: 32 Ucapan Selamat Tahun Baru Islam 1 Muharram 1444 H atau 1 Suro Bahasa Jawa dan Artinya

Pada kesempatan yang sama, Anggota Bidang Pengembangan PS-PPI, BKTL-PII & Akademisi Persampahan ITB. Emenda Sembiring mengatakan salah satu sebaiknya diterapkan di IKN Nusantara metode pengumpulan sampah menggunakan aplikasi. Sistem ini seiring dengan konsep ekonomi sirkular yang kedepankan oleh pemerintah. Selain itu, cara ini juga sudah mulai banyak dipakai di kota-kota smart city.

"Sekarang kan sudah mulai banyak inisiatif dalam mengumpulkan sampah itu menggunakan aplikasi. Why not! Kita juga bisa menerapkan hal tersebut di sana," kata Emenda.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: arri widiarto

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

X