AYOSEMARANG.COM -- Diare merupakan kondisi umum yang sering terjadi pada siapa saja, baik anak-anak maupun orang dewasa.
Meski terlihat sepele, banyak orang yang langsung panik dan buru-buru minum obat untuk menghentikan diare. Padahal, tindakan tersebut justru bisa berdampak buruk jika tidak disesuaikan dengan penyebabnya.
Lalu, mengapa saat diare tidak disarankan langsung minum obat antidiare?
Artikel ini akan membahas secara lengkap alasan medis di balik anjuran tersebut, serta langkah tepat yang sebaiknya dilakukan saat mengalami diare.
Baca Juga: Pemkot Semarang Siapkan Langkah Konkret Atasi Persoalan Sampah di Rowosari
Diare adalah Mekanisme Pertahanan Tubuh
Salah satu alasan utama mengapa diare tidak boleh langsung dihentikan dengan obat adalah karena diare sebenarnya merupakan mekanisme alami tubuh untuk mengeluarkan zat atau mikroorganisme berbahaya dari dalam sistem pencernaan.
Dalam banyak kasus, diare disebabkan oleh infeksi virus atau bakteri, seperti rotavirus atau E. coli. Ketika tubuh mendeteksi adanya ancaman, maka usus akan meningkatkan pergerakan untuk membuang racun atau patogen tersebut. Dengan kata lain, jika diare langsung dihentikan dengan obat, maka racun atau kuman penyebabnya bisa tetap bertahan di dalam tubuh lebih lama.
Obat Diare Bisa Menghambat Proses Penyembuhan
Obat antidiare seperti loperamide bekerja dengan memperlambat gerakan usus, sehingga feses menjadi lebih padat dan frekuensi buang air berkurang. Namun, jika digunakan tanpa mengetahui penyebab diare secara pasti, justru bisa memperburuk kondisi.
Misalnya, jika diare disebabkan oleh infeksi bakteri, menghentikan diare dengan obat justru bisa menahan bakteri jahat di dalam usus, sehingga memperlama masa infeksi atau bahkan menimbulkan komplikasi, seperti radang usus atau sepsis.
Baca Juga: Sakit Telinga Sebelah atau Keduanya? Ini Penyebab Umumnya dan Cara Mengobatinya dengan Aman
Risiko Efek Samping Obat
Penggunaan obat antidiare tanpa pengawasan dokter juga bisa menyebabkan efek samping, seperti:
