kesehatan

Waspada, Ini Penyebab Penyakit Cacar Monyet dan Cara Penularannya

Minggu, 29 Mei 2022 | 10:44 WIB
Ilustrasi penyakit cacar monyet (Freepik)

AYOSEMARANG.COM -- Berikut cara penularan cacar monyet dan penyebab dari penyakit yang tengah ramai dibicarakan ini.

Kendati belum ada kasus cacar monyet di Indonesia, akan tetapi pemerintah tetap mewaspadai penyakit ini. Oleh karena itu, Anda mesti waspada dan tahu bagaimana cara penularan dan penyebab penyakit cacar monyet ini.

Lantas seperti apa penyakit cacara monyet dari penyebab dan cara penularannya? Simak artikel ini sampai habis.

Baca Juga: Profil Benny K Harman, Anggota DPR yang Diduga Tampar Pegawai Resto di Labuan Bajo

Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI dr. Mohammad Syahril, Sp.P, MPH mengatakan belum ada laporan kasus cacar monyet (monkeypox) di Indonesia.

Penyebaran cacar monyet ini membuat masyarakat khawatir. Terlebih saat ini juga tengah ditemukan kasus hepatitis akut yang tidak kalah mengakhawatirkan.

Syaril sendiri mengungkapkan bahwa cacar monyet disebabkan oleh virus human monkeypox (MPXV) orthopoxvirus dari famili poxviridae yang bersifat highlipatogenik atau zoonosis. Virus Ini pertama kali ditemukan pada monyet di tahun 1958, sedangkan kasus pertama pada manusia (anak-anak) terjadi pada tahun 1970.

Baca Juga: 5 Manfaat Jahe Merah bagi Kesehatan Tubuh, Dapat Meredakan Batuk

Penularan melalui kontak erat dengan hewan atau manusia yang terinfeksi atau benda yang terkontaminasi virus.

“Penularan dapat melalui darah, air liur, cairan tubuh, Lesi kulit atau cairan pada cacar, kemudian droplet pernapasan,” katanya, dilansir dari Suara--jaringan Ayosemarang, Rabu, (25/5/2022).

Masa inkubasi cacar monyet biasanya 6 sampai 16 hari tetapi dapat mencapai 5 sampai 21 hari. Fase awal gejala yang terjadi pada 1 sampai 3 hari yaitu demam tinggi, sakit kepala hebat, limfadenopati atau pembengkakan kelenjar getah bening, nyeri punggung, nyeri otot, dan lemas.

Baca Juga: Sering Dianggap Buruk, Ini 5 Manfaat Air Es untuk Kesehatan Tubuh

Pada fase erupsi atau fase paling infeksius terjadinya ruam atau lesi pada kulit biasanya dimulai dari wajah kemudian menyebar ke bagian tubuh lainnya. Secara bertahap mulai dari bintik merah seperti cacar makulopapula, lepuh berisi cairan bening (blister), lepuh berisi nanah (pustule), kemudian mengeras atau keropeng lalu rontok.

“Biasanya diperlukan waktu hingga 3 minggu sampai periode lesi tersebut menghilang dan rontok,” ucap dr. Syahril.

Halaman:

Tags

Terkini