Strategi Mengatasi Prokrastinasi
Meski prokrastinasi tampak seperti kebiasaan yang sulit diubah, ada berbagai strategi yang dapat membantu. Salah satu pendekatan yang populer adalah teknik "Pomodoro," di mana seseorang bekerja selama 25 menit penuh, diikuti oleh istirahat singkat selama 5 menit. Teknik ini membantu otak untuk tetap fokus tanpa merasa terlalu terbebani.
Pendekatan lain adalah dengan membagi tugas besar menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dikelola.
Dengan cara ini, tugas yang tampaknya menakutkan dapat dipecah menjadi langkah-langkah yang lebih sederhana, sehingga lebih mudah untuk memulai.
Selain itu, penting juga untuk mengatasi akar emosional dari prokrastinasi. Ini dapat melibatkan refleksi diri, meditasi, atau bahkan terapi. Dengan memahami apa yang mendorong Anda untuk menunda, Anda dapat mulai membangun kebiasaan yang lebih sehat dan produktif.
Sebuah Renungan tentang Waktu
Pada akhirnya, prokrastinasi adalah refleksi dari hubungan kita dengan waktu. Dalam masyarakat yang selalu terburu-buru, di mana waktu sering kali dianggap sebagai komoditas, prokrastinasi adalah pengingat bahwa kita adalah manusia, bukan mesin. Kita membutuhkan waktu untuk bernapas, untuk merenung, dan untuk terhubung dengan diri kita sendiri.
Namun, penting juga untuk tidak terjebak dalam siklus penundaan yang merusak. Dengan memahami mekanisme di balik prokrastinasi, kita dapat belajar untuk menghargai waktu—dan diri kita sendiri—dengan cara yang lebih bermakna.
Penulis: Dokter Dito Anurogo MSc PhD, alumnus PhD dari IPCTRM College of Medicine Taipei Medical University Taiwan, dosen Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Makassar Indonesia, peneliti di Institut Molekul Indonesia, penulis puluhan buku, penulis-trainer berlisensi BNSP, aktif di berbagai organisasi, reviewer puluhan jurnal nasional-internasional.