AYOSEMARANG.COM -- Bagaimana kita bisa jadi penulis adalah pertanyaan yang sering terlontar dalam kehidupan kita sehari-hari.
Namun bagaimana jika pertanyaan tersebut diganti menjadi kenapa kita menulis mungkin kita bisa ulas disini.
Mungkin diantara kita sudah gemar menulis sejak usia dini sekedar mengungkapkan perasaan-membagikan pemikiran.
Yang itu semua bisa kita tuliskan dimana saja bisa di diary atau bisa juga di media sosial dan banyak lagi sarana kita untuk menulis.
Terkadang memang saat tulisan tersebut telah kita upload beberapa saat dan pada lain waktu kita baca ulang.
Disaat membaca ulang itulah terkadang kita bisa bersedih lagi jika memang ungkapan tersebut kita tulis saat kita bersedih.
Bisa juga tertawa jika memang tulisan tersebut kita tuliskan pada saat kita sedang ingin melucu.
Atau bisa juga kita bahagia karena memang suasana hati kita saat menulis sedang bahagia.
Yang jelas satu tulisan akan mengingatkan kita kembali pada suasana yang kita alami saat itu.
Terkadang kita merasa malu sendiri atau bahkan bingung mengapa saat itu kita bisa menulis seperti itu.
Sekali waktu coba kita baca ulang catatan harian kita beberapa tahun yang lalu saat kita masih remaja mungkin.
Saat itulah akan terasa seakan kita layaknya sedang memutar video kita di masa lalu.
Dari sinilah kita bisa membuka kembali kenangan dan yang terpenting adalah bisa kita ambil pelajaran dari catatan kita sendiri.
Mana sikap dan perilaku kita yang baik dan mana yang buruk dimasa lalu sehingga bisa bersikap lebih baik dan lebih bijaksana.