AYOSEMARANG.COM -- Jika kita benar-benar seorang hamba maka menulislah bukankah Tuhan kita telah mengajar kita melalui kalam-Nya.
Jika kita seorang pemburu ilmu maka menulis sebagaimana pernah disampaikan oleh seorang Ulama Besar Imam Syafi'i.
Ilmu itu sebagaimana binatang buruan maka saat telah kita tangkap maka ikat dia dengan pena agar tak akan pernah lepas.
Dan lahirnya ulama-ulama pada setiap masa semua mendapatkan ilmu dari sebuah sumber yang namanya Kitab.
Kitab adalah satu buku catatan yang akan selalu dibaca dan dibaca oleh setiap generasi.
Dan suatu saat bisa diberikan kepada anak keturunan kita dan mereka akan mendapatkan warisan berupa ilmu yang tak ternilai harganya.
Tak akan lahir ulama pada setiap generasi tanpa mewarisi ilmu melalui kitab yang berisi satu catatan.
Jika kita ingin menjadi manusia yang peduli maka tulislah keresahan keresahan kita dan biarkan dunia mengetahui pemikiran kita.
Sehingga tidak hanya mengendap dalam hati sanubari dan benak kita saja yang pada akhirnya akan menyesakkan nafas kita.
Bila kita seorang pengajar maka menulis karena keteladanan adalah pelajaran terbaik dan keteladanan itu dapat kita tuliskan.
Menulis mungkin hanya dianggap sebuah coretan yang tiada arti namun berapa banyak yang kita ketahui satu sejarah masa lalu melalui tulisan.
Di zaman semodern apapun saat ini kita semua harus akui bahwa ini semua bermula dari sebuah catatan atau tulisan manusia-manusia terdahulu.
Jika tulisan dan catatan itu tak pernah ada maka jaman modern pun tidak akan pernah ada.***