Pendidikan Politik
Karena itu, senyampang waktunya masih cukup dan tujuan mereka secara ideal sama, alangkah indahnya bila masing- masing kandidat saling menyodorkan program yang aplikatif , sehingga calon pemilih akhirnya dapat memilihnya dengan cermat dan seksama.
Kiranya bukanlah hal yang tepat bila hanya menyodorkan program normatif misalnya perubahan atau lanjutkan, tanpa menjelaskan apa yang mereka akan lakukan untuk itu, termasuk caranya, langkahnya, hingga pendanaannya. Tidak cukup misalnya menyebut BPJS gratis misalnya, tanpa memerinci langkahnya secara detail dan logis.
Dari sisi Ilmu komunikasi, maka menyampaikan informasi yang informatif dalam arti menghilangkan kebingungan masyarakat, mutlak perlu dilakukan.
Itu pun tidak bisa sembarangan karena para calon pemilih yang makin cerdas akan dengan mudahnya membandingkannya dengan data dari berbagai sumber yang tersedia.
Akhirnya, kita berharap pemilu cerdas akan terjadi bila para kandidat dan pendukungnya mengurangi melontarkan pernyataan manipulatif dengan memanfaatkan atau sebaliknya menyalahkan Jokowi, dan menggantinya dengan pemaparan program yang informatif, emphatik, persuasif, sekaligus mencerdaskan.***
Penulis : Drs Gunawan Witjaksana MSi
Dosen Tetap Ilkom USM dan Dosen
Ilkom Udinus Semarang.