- Tema utamanya tentang manusia yang oportunis. Hal ini bisa dilihat dari tokoh Tukang Cukur yang selalu mengikuti kelompok yang sedang menang.
- Tema tambahannya adalah terkait kemiskinan pada saat itu. Hal ini diketahui dari tokoh Gito yang makan seadanya dan mengenakan pakaian yang tidak pantas dipakai.
b. Tokoh utama dan tokoh tambahan:
- Tokoh utamanya yaitu Tukang Cukur, dilihat dari dirinya yang menjadi pusat perhatian dalam cerita.
- Tokoh tambahan yaitu Gito, ayah, Ibu, Dasuki, Kakek Leman, dan Ruslan, karena tokoh-tokoh ini hanya muncul sesekali.
c. Tokoh protagonis, tokoh antagonis, dan tokoh campuran:
- Tokoh protagonisnya adalah Gito, ayah, dan ibunya, karena tidak pernah berbuat jahat.
- Tokoh antagonisnya adalah Tukang Cukur, karena ia selalu berpindah-pindah keberpihakan.
- Tokoh campurannya adalah Ruslan.
d. Jenis sudut pandang pencerita yang digunakan dalam cerpen “Tukang Cukur” adalah sudut pandang orang ketiga, karena penulis tidak menggambarkan bahwa dirinya ada di dalam cerita tersebut.
e. Lima tahap alur yang digunakan dalam cerpen “Tukang Cukur”:
- Tahap pengenalan (exposition atau orientasi), saat diperkenalkan dengan tokoh yang bernama Gito yang memiliki latar belakang miskin.
- Tahap kemunculan konflik (rising action), saat Kakek Leman menceritakan bahwa ada seorang tukang cukur yang melukai kepalanya.
- Tahap konflik memuncak (turning point atau klimaks), saat tokoh Tukang Cukur selalu berpindah untuk memihak kepada pihak-pihak yang sedang meraih kemenangan: ia memihak PKI, kemudian berubah memihak TNI, lalu berpindah memihak Belanda, dan akhirnya memihak NII.
- Tahap konflik menurun (antiklimaks), saat terjadi pertempuran di pabrik rokok Nitisemito. Di sana ditemukan beberapa korban yang telah menjadi mayat.