pendidikan

Pemuda Suku Anak Dalam Berbagi Kisah dengan Ratusan Siswa SMK Negeri Jateng

Rabu, 15 Februari 2023 | 13:38 WIB
Ratusan siswa SMK Negeri Jawa Tengah menyimak kisah pemuda suku anak dalam di aula sekolah tersebut di Jl Brotojoyo Semarang, Rabu 15 Februari 2023. (arri widiarto)


SEMARANG, AYOSEMARANG.COM – MT. Pauzan (24) pemuda dari keluarga Orang Rimba atau Suku Anak Dalam di Jambi berbagi kisah dengan ratusan siswa SMK Negeri Jawa Tengah di aula sekolah tersebut di Jl Brotojoyo Semarang, Rabu 15 Februari 2023. Pauzan berbagi tentang semangatnya menembus adat kebiasaan di sukunya dengan memilih melanjutkan kuliah di Pulau Jawa.

Dalam kesempatan itu juga dilakukan pemutaran film dokumenter bertajuk Pulang Rimba yang dibuat Prasasti Production dari Kreasi Prasasti Perdamaian.

Dia kini menempuh pendidikan tinggi di Politeknik Pengembangan Pertanian (Polbangtan) Bogor, selangkah lagi menyandang gelar sarjana.

Bagi Suku Anak Dalam, bersekolah hingga perguruan tinggi apalagi sampai lulus adalah sesuatu yang tak biasa. Pauzan akan jadi generasi pertama Suku Anak Dalam yang menyandang gelar sarjana.

Baca Juga: Babak Akhir Richard Eliezer, Tangis Pecah saat Dengar Vonis Hakim

Masyarakat Melayu, dulu menyebut Orang Rimba dengan Suku Kubu, konotasinya adalah primitif. Kelompok ini tersebar di hutan tropis Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Bungo Tebo hingga Kabupaten Batanghari atau sekitar Kawasan Taman Nasional Bukit Dua Belas (TNBD), Provinsi Jambi.

Film yang dibuat tahun 2022 itu kali pertama diputar di Omah Betakan, Moyudan, Sleman, Provinsi DIY, Rabu 3 Januari 2023. “Saya mengajak, memberi motivasi kepada teman-teman, ke adik-adik yang masih malas sekolah, nggak tahu nanti perubahan dunia seperti apa. Kebun-kebun hilang satu-satu karena perkembangan masa, ini kekhawatiranku. Nanti mereka kemana kalau tidak punya pendidikan?” kata Fauzan, anak pertama dari tiga bersaudara, yang juga hadir pada kegiatan pemutaran film itu.

Pauzan, beberapa tahun silam, sempat hendak mengambil jalan yang biasa dilakukan anak-anak seusianya. Malas sekolah, memilih bekerja. Bahkan, seusianya rata-rata sudah menikah dan punya anak dua. Pemikirannya ketika itu membuatnya tidak mau melanjutkan pendidikan SMP di Merangin. Ketika itu Pauzan duduk di kelas 3 SMP.

Dia memilih bekerja kasar di hutan. Hal ini membuat Rudiana, ibu Pauzan, kesal. Ibunya menginginkan Pauzan bersekolah sehingga bisa pandai dan bisa bekerja yang layak, di kantor ataupun perusahaan-perusahaan.

Pauzan kemudian melanjutkan SMP. Lalu dilanjutkan ke Yogyakarta untuk menempuh pendidikan SMK. Baru setelah itu Pauzan berkuliah di Bogor.

“Setelah lulus kuliah ingin kembali ke daerah saya untuk mengembangkan pertanian,” lanjut Pauzan yang kini duduk di semester V.

Baca Juga: KIP Kuliah 2023 Sudah Launching! Link Pendaftaran Beasiswa Klik di Sini

Saat ini, jumlah Suku Anak Dalam terdata sekira 4000 orang. Hingga Juli 2022, baru 117 Suku Anak Dalam di antaranya yang bersekolah. Namun, belum satupun yang lulus dari perguruan tinggi.

Kakek Pauzan, Tumenggung Tharib, menyebutkan budaya Suku Anak Dalam adalah berpindah-pindah atau Melangun. Tumenggung adalah sebutan bagi Ketua Rombong di sana.

Executive Produser film itu Noor Huda Ismail, menyebut pihaknya membuat gerakan sociopreneurship yakni berupaya menyelesaikan persoalan sosial dengan wirausaha.

Halaman:

Tags

Terkini