"Setiap pertandingan Liga 1 berat. Saya harus fokus atas pertandingan dan membayangkan apa yang nantinya harus saya lakukan. Tentu saja semua itu tidak asal membayangkan. Saya juga pakai analisa," ucap Agius yang saat ini sedang pulang ke negaranya untuk berlibur.
Ritual (tanpa harus menyinggung klenik) dalam sepakbola sebetulnya tidak asing. Hal seperti ini seolah menjadi dorongan alam bawah sadar sehingga menimbulkan sugesti dan keyakinan.
Sudah banyak pesepakbola yang melakukan hal serupa dengan berbagai caranya masing-masing, bahkan di tingkat dunia.
Baca Juga: Gagal Tutup 2023 dengan Hasil Manis, PSIS Semarang Ditahan Imbang Madura United 2-2
Misalnya saja yang paling terkenal adalah kebiasaan bek Prancis Laurent Blanc yang mencium kepala Fabian Barthez sebelum pertandingan di Piala Dunia 1998. Di turnamen ini meskipun bukan bermaksud saling menghubungkan tetapi Prancis keluar sebagai juara.
Lalu juga Luiz Suarez yang selalu mencium tatonya sebelum bertanding serta bisa juga Rochi Putiray yang selalu mengenakan sepatu berbeda.
Tidak perlu jauh-jauh, PSIS Semarang pun sebetulnya punya sejenis sugesti seperti kedatangan suporter santri yang membawa aura positif dan banyak yang menyebut dengan "dukungan jalur langit" sehingga bisa membuat laga kandang PSIS seakan selalu angker serta tidak lupa juga Taisei Marukawa yang konon katanya, kembali bermain ciamik setelah ganti merk sepatu.
