"Waktu diperiksa memang ada robekan tapi yang dikhawatirkan ada benturan di dalam kepala. Tapi saya cek tidak apa-apa, mungkin shock aja karena berdarah, ya takutnya ada apa-apa,," ujarnya.
Radit juga menegaskan, di kondisi seperti ini kendati timnya tertinggal, nyawa adalah yang utama.
Baca Juga: Prediksi Rata-rata Nilai SNBP 2025 Untirta, Prodi Ilmu Komunikasi Nilai Rapor Tertinggi Nyaris 94
"Ya respons memang harus cepat karena urusannya nyawa, semakin cepat ditangani akan menghindari cedera yang lebih serius," jelasnya.
Terlepas dari apa yang dilakukan Radhityo tadi, PSIS Semarang ternyata sering punya riwayat punya dokter tim yang tidak hanya heroik, tapi juga punya kiprah mulia yang lebih dari jobdesknya dalam urusan kesehatan pemain.
Misalnya saja Dokter Yuslam Samihardja. Dokter tim PSIS di tahun 80-an ini punya loyalitas tinggi terhadap PSIS.
Ketua PWI Jateng Amir Machmoed NS pernah bercerita bahwa saat masih aktif Dokter Yuslam juga ikut menjadi bagian pengurus tim.
"Dia ikut membantu persiapan tim. Sudah seperti manajer," ucapnya.
Baca Juga: KAI Perbaiki Rel, Ini Rute Kereta Api yang Dialihkan Akibat Banjir Grobogan
Saat ini Yuslam Samihardja masih aktif menjadi dokter spesialis THT dan punya tempat praktik di Jalan Dokter Soetomo 3.
Selain itu yang cukup akrab di tahun 2000-an adalah Dokter Elang Sumambar.
Elang Sumambar di PSIS Semarang dari tahun 1995 sampai 2013. Sebelum menjadi dokter, Elang sempat menjadi pemain bola dan satu tim bersama gelandang PSIS di era 80-an yakni Ahmad Muhariah.
Saat masih bersama PSIS, tangan Elang Sumambar pernah berdarah-darah karena menjahit kepala suporter yang terkena lemparan batu saat ada kerusuhan.
"Itu di pertandingan PSIS vs Pelita Solo tahun 2000. Ada yang bocor kepalanya. Karena butuh penanganan saya jahit di situ juga. Situasinya masih mencekam dan nggak ada air. Jadi saya menjahit dengan tangan berlumuran darah karena nggak ada air untuk menyiram," ungkapnya saat ditemui medio 2022.
Baca Juga: Kronologi Truk Tronton Seruduk 3 Motor di Siliwangi Semarang, Pengendara Luka-luka