SEMARANGBARAT, AYOSEMARANG.COM - Syaiful Amri meruapakan satu-satunya pencetak gol dari PSIS Semarang ke gawang Persebaya Surabaya di laga final Kompetisi Perserikatan di tahun 1987.
Gol Syaiful Amri itu membuat PSIS Semarang juara dan menorehkan sejarah penting di Liga Indonesia.
Saat ditemui pada Selasa 22 Maret 2022, Syaiful Amri mengisahkan bagaimana gol itu bisa tercipta.
Baca Juga: Sosialisasi Terus Dilakukan, Capaian Vaksinasi di Desa Pucangrejo Kendal Tinggi
Sebelumnya Syafiul mengungkapkan jika strategi Sartono Anwar membuat lini depan PSIS Semarang ditakuti oleh banyak lawan.
Syaiful Amri, bersama Soerajab dan Budi Wahyono, saling bergantian memberi ancaman karena memiliki fisik dan kecepatan yang kuat. Di sisi lain, Ribut Waidi dengan skilnya turut mengobrak-abrik ketatnya pertahanan lawan manapun.
Kuartet lini depan itu belum ditopang dengan dua gelandang mumpuni PSIS Semarang yakni dari Ahmad Muhariah dan Abidar Sudaryanto.
Baca Juga: Dinda Hauw Bagikan Kisah Sedih Keguguran Janin Kembarnya
Di laga final, kuartet lini depan tadi sungguh bekerja dengan baik.
Syaiful menerangkan, golnya itu terjadi di menit ke-77. Di babak pertama PSIS Semarang rajin menyerang, namun di babak kedua, gantian Persebaya yang melakukan serangan sampai menaikan dua wing backnya.
Eksperimen Persebaya itu menyisakan celah. Ketika asyik menyerang, terjadi serangan balik dan membuat Budi Wahyono leluasa di sisi kiri pertahanan.
Baca Juga: Asosiasi Perguruan Tinggi Katolik Gelar Kongres di Semarang
Akhirnya Budi Wahyono mengirimkan umpan ke kotak penalti yang sudah ada Soerajab dan Syaiful Amri.
"Saya menyudul bola Budi dengan mendahului Putu Yasa kiper Persebaya dan akhirnya jadi gol," ucap pria yang saat ini berusia 64 tahun tersebut.
Syaiful Amri mengaku, kalau sebetulnya dia jadi pemain yang tidak dipertaruhkan di laga final itu.
Pasalnya, sepanjang babak 6 besar Syaiful Amri tidak mencetak gol sama sekali.
Baca Juga: Download GTA San Andreas Mod Apk Android 1? Klik Link Resmi di Sini
"Yang dikawal ketat Ribut sama Soerajab. Memang saat itu saya kurang produktif. Eh, malah cetak gol," ungkapnya.
Dibanding Ribut, atau Ahmad Muhariah atau Daryanto, misalnya, Syaiful Amri memang tidak pernah dielu-elukan sebagai pemain dengan kemampuan yang spektakuler.
Namun, Syaiful dengan kemampuan fisik, kecepatan dan determinasinya, dia akhirnya selalu dipakai oleh Sartono Anwar.
"Sartono itu kan mainnya pola pendek dan memakai kecepatan. Speak bola modern lah. Mungkin karena itu saya terus dipakai," terang pria yang saat ini hanya berkegiatan momong cucu di rumah.***