PEMALANG, AYOSEMARANG.COM - Di tengah kunjungan lapangan ke Desa Kandang, Kecamatan Comal, Kabupaten Pemalang, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menunjukkan rasa frustrasinya terhadap sistem distribusi pupuk bersubsidi yang masih menyulitkan petani.
Ketika mendengar keluhan dari Maskron, seorang petani setempat, yang menghadapi kesulitan mendapatkan pupuk bersubsidi di musim tanam, Menteri Andi Amran Sulaiman langsung bereaksi keras.
Maskron mengungkapkan bahwa meskipun telah mengajukan Kartu Tani, ia tetap harus membeli pupuk non-subsidi yang harganya tiga kali lipat lebih mahal karena sistem yang belum mengizinkan pembelian hanya dengan KTP.
“Tadi saya sampaikan ke Pak Menteri, soal petani yang sulit mendapatkan pupuk saat musim tanam seperti saat ini. Beli pupuk, tidak bisa pakai KTP saja disini,” ujar Maskron pada hari Selasa, 23 April 2024.
Baca Juga: SMAN 1 Batang: 46 Tahun Mengukir Prestasi dari Lokal hingga Nasional
Menteri Sulaiman dengan tegas menyatakan bahwa pemerintah telah meningkatkan ketersediaan pupuk bersubsidi dan seharusnya petani sudah bisa membeli pupuk hanya dengan menunjukkan KTP.
Namun, kenyataannya di lapangan masih berbeda, dan ini memicu kemarahannya, terutama ketika mengetahui ada pengecer yang menjual pupuk subsidi dengan harga yang lebih tinggi.
“Kalau ada yang begini naik (harga pupuk subsidi), ganti semua pengecer (pedagang). Kalau ada yang (harga) naik, kita cabut izinnya. Petani hanya butuh pupuk. Bapak Presiden telah menambahkan pupuk (subsidi) dua kali lipat, dikalangan seperti ini, ada buntunya,” tegas Menteri Sulaiman di hadapan para pedagang, petani, dan jajarannya.
Menteri Sulaiman juga memerintahkan direktur terkait untuk tidak meninggalkan Jawa Tengah sampai masalah ini terselesaikan sepenuhnya.
Baca Juga: Soal Calon Bupati Kendal, 3 Partai Besar Masih Menunggu Instruksi
“Pak direktur urus ini sampai selesai jangan pulang dulu, Jawa Tengah. Pak direktur kenapa bisa begini Pak anggotanya,” tambahnya.