AYOSEMARANG.COM -- Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menegaskan bahwa layanan Bus Trans Jateng yang dikelola Pemprov Jateng bukanlah sarana untuk mencari keuntungan, meskipun ke depan transportasi tersebut direncanakan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK BLUD).
"Nafasnya transportasi umum itu tidak boleh bisnis, karena itu kan pelayanan. Coba nanti pertimbangkan lagi. Prinsipnya saya setuju (Trans Jateng dikelola secara BLUD," kata Luthfi saat menerima jajaran Dinas Perhubungan Jateng di kantornya pada Jumat, 21 November 2025.
Menindaklanjuti arahan tersebut, Kepala Dinas Perhubungan Jawa Tengah, Arif Djatmiko, menyampaikan bahwa pihaknya terus meningkatkan kualitas pengelolaan Trans Jateng. Ia menyebut perkembangan Trans Jateng sejak 2017 hingga 2025 terus menunjukkan tren positif.
Baca Juga: Fakta Baru, AKBP B Sudah Menjalin Asmara dengan Dosen Untag Sejak 2020
“Tahun kemarin (2024) saja sudah ada 9,5 juta penumpang. Artinya masyarakat Jawa Tengah yang terlayani semakin banyak,” jelasnya.
Arif menerangkan bahwa pihaknya tengah mempersiapkan integrasi Trans Jateng dengan berbagai moda transportasi lain, seperti angkutan subregional, angkutan kota, hingga angkutan pedesaan.
“Jadi, bukan menambah armada Trans Jateng, melainkan menggandeng layanan eksisting milik kabupaten/kota dan pedesaan agar terintegrasi dalam satu sistem,” jelasnya.
Ia menargetkan pada tahun 2027 seluruh rantai transportasi — mulai dari layanan antarwilayah hingga pedesaan — dapat tersambung dalam satu jaringan transportasi terpadu.
“Subregionalnya jalan, kotanya terhubung, kabupatennya terintegrasi, dan desa-desanya ikut tersambung,” ujarnya.
Baca Juga: Sinyal Kuat Jafri Sastra Comeback ke PSIS Semarang, Panser Biru Ikut Membenarkan
Saat ini, Trans Jateng telah mengoperasikan tujuh koridor dengan 115 armada bus dan melayani sekitar 40 persen wilayah kabupaten/kota di Jawa Tengah. Rute aktif mencakup koridor Semarang–Bawen, Purwokerto–Purbalingga, Semarang–Kendal, Solo–Sragen, Magelang–Purworejo, Semarang–Grobogan, serta Sukorejo–Surakarta–Wonogiri.
Ke depan, Pemprov Jateng menargetkan pengembangan 12 koridor pada tahun 2030, dengan cakupan layanan mencapai 62,86 persen wilayah Jawa Tengah.