SEMARANG UTARA, AYOSEMARANG.COM -- Musim kemarau di Jawa Tengah diprediksi akan terjadi hingga bulan November 2019. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Tengah memperkirakan puncak musim kemarau di Jateng akan terjadi di bulan September 2019.
Pemerintah Provinsi, BPBD dan dinas terkait di Jawa Tengah pun sudah memetakan daerah-daerah yang berpotensi menghadapi kekeringan selama musim kemarau tahun ini.
AYO BACA : 2 Juta Warga Jateng Hadapi Bahaya Kekeringan
Berdasarkan hasil inventarisasi dan identifikasi yang dilakukan, Kepala BPBD Jateng Sudaryanto mencatat ada sebanyak 1.319 desa di 31 kabupaten/kota di Jawa Tengah rawan mengalami kekeringan.
Adapun empat kabupaten yang mengalami krisis air pada musim kemarau 2019 kali ini diantaranya kabupaten Boyolali, Temanggung, Klaten, dan Pati.
AYO BACA : PDAM Banyumas Siapkan Tanki Mobil Air Antisipasi Kekeringan
\"Keempat kabupaten tersebut masuk dalam kelompok 14 kabupaten/kota yang menghadapi kekeringan dan kekurangan air bersih,\" ujarnya, Selasa (16/7/2019).
\"Sedangkan jumlah jiwa yang diprediksi akan terdampak kekeringan di musim kemarau ini diprediksi mencapai lebih dari 2 juta jiwa,\" tambahnya.
BPBD telah menganggarkan dana sebesar Rp 320 juta untuk pengadaan air bersih. Sehingga pihaknya mengimbau bagi kabupaten kota yang sudah kehabisan dana untuk mengatasi kekeringan, bisa mengajukan bantuan ke BPBD Jateng.
\"Kami juga mengimbau agar air bersih pada masa puncak kekeringan harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin, termasuk untuk kegiatan produksi pertanian di desa-desa yang ada di Jawa Tengah,\" katanya.
AYO BACA : Jumlah Desa Kekeringan di Pacitan Makin Bertambah