AYOSEMARANG.COM -- Tahukah anda bahwa di Kota Semarang ada sebuah kampung wisata yang dulunya adalah kawasan kumuh.
Kampung wisata mendunia di Semaranfg yang dulunya kawasan kumuh itu adalah kampung pelangi yang ada di Kampung Gunung Brintik.
Kota Semarang memanglah dikenal akan destinasi wisata sejarahnya. Tak jarang bangunan bersejarah yang memang pada nyatanya telah berusia ratusan tahun berjejer di kota tersebut. Salah satunya adalah Lawang Sewu.
Akan tetapi selain wisata sejarahnya, kota Semarang pun memiliki destinasi wisata lainnya yang tak kalah menarik perhatian bahkan ada satu destinasi wisata yang ternyata sudah mendunia.
Bahkan dalam pembangunan nya pun diketahui memakan dana hampir Rp 3 miliar. Sebelum dijadikan destinasi wisata, tempat ini dikenal sebagai salah satu kawasan kumuh yang ada di Kota Semarang dan berada di tepi sungai.
Sudah bisa menebak destinasi wisata apakah itu? mari kita simak selanjutnya.
Dilansir dari dlh.semarangkota.go.id, Kota Semarang memiliki 10 kawasan kumuh terbesar di Indonesia. Itulah yang membuat walikota Semarang mencari gebrakan baru untuk membangun ulang kawasan tertentu.
Menurut data Departemen Pekerjaan Umum 2012, Semarang tercatat memiliki kawasan kumuh seluas 40 hektar.
Menempati kawasan kumuh kesepuluh tentunya membuat pemerintah setempat mengusung konsep kampung bersih dan hijau untuk mengatasinya.
Salah satu kawasan kumuh di kota Semarang adalah Kampung Gunung Brintik. Kampung Gunung Brintik ini merupakan kawasan kumuh yang tidak tertata.
Kampung ini berisi sekitar 325 rumah dengan dinding bata merah tanpa plester dinding.
Tak hanya itu karena letaknya yang berada di tepi Kali Semarang ini, kampung ini pun dipenuhi tanaman liar serta tidaklah tertata.
Lokasi kampung ini pun masuk kedalam wilayah Kelurahan Randusari, Kota Semarang.
Lokasinya tepat berada di belakang Pasar Bunga Kalisari dan di tepi Kali Semarang
Pada awalnya, Pemerintah Kota Semarang melakukan renovasi pada Pasar Bunga Kalisari. Setelah di renovasi pun kawasan pasar ini tampak tertata rapi dan bersih.
Akan tetapi berbanding terbalik dengan keadaan Kampung Gunung Brintik yang berada di belakang pasar yang masih kumuh.