semarang-raya

Penghormatan kepada Alam: Warga Berebut Nasi Kethek, Monyet Berebut Buah dan Sayur di Sesaji Rewanda Semarang

Sabtu, 20 April 2024 | 14:27 WIB
Masyarakat saat berebut Nasi Kethek di Sesaji Rewanda Semarang. Acara ini bentuk penghormatan kepada alam. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

SEMARANG, AYOSEMARANG.COM - Tradisi kebudayaan di Semarang yang diselenggarakan tiap tahun di Desa Wisata Kandri yakni Sesaji Rewanda cukup meriah digelar, Sabtu 20 April 2024.

Sesaji Rewanda Semarang dimulai pada pukul 07.00 WIB, dimulai dengan kirab budaya di Dusun Talunkacang. Kirab budaya ini diisi dengan pemeran Sunan Kalijaga yang diikuti oleh kera berwarna merah, kuning dan putih. Kemudian ada replika kayu jati, serta di belakangnya ada berbagai gunungan seperti gunungan buah dan sayur, lepet, nasi kethek dan umbi-umbian.

Usai dibarak melewati dusun, dan sampai di pelataran Goa Kreo, masyarakat kemudian disuguhi pertunjukan tari-tarian dan pada puncaknya, semua saling berebut nasi kethek. Konon, warga berebut nasi kethek ini untuk mencari berkah.

Sementara nasi diperebutkan oleh masyarakat, gunungan yang berisi buah dan sayur diperebutkan oleh monyet ekor panjang di Goa Kreo. Begitu diserahkan, ratusan monyet-monyet pun berdatangan dan saling berebut.

Baca Juga: Halal Bihalal Keluarga Besar Unisma Rajut Kebersamaan, Bangkitkan Motivasi Majukan Kampus

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu yang diwakili oleh Asisten Administrasi, Susi Herawati menyampaikan jika Sesaji Rewanda ini bagian dari penghormatan kepada alam.

"Kita ini berinteraksi dengan alam semesta, ada pohon, ada binatang. Tentu binatang ini titah dari gusti. Jadi harus juga menghormati, bukan menjadikan keramat ya. Tetapi menguri-uri budaya zaman dahulu yang ternyata punya nilai sejarah. Oleh karena itu Sesaji Rewanda ini masih kami pertahankan," ungkapnya.

Lebih lanjut Susi menuturkan Sesaji Rewanda adalah bagian dari kekhasan Semarang yang banyak sekali. Terutama kekhasan di wilayah Kecamatan Gunungpati.

"Ini semua adalah dari warga Gunungpati sendiri. Jadi bukan dari wilayah yang lain. Tapi ada warga wilayah lain yang ingin mengangkat budayanya seperti tadi arak-arakan pohon jati, lalu Wali Songo. Budaya seperti ini diuri-uri sedemikian. Sehingga nanti dari tahun ke tahun akan semakin membaik," paparnya.

Baca Juga: bank bjb Jalin Kerjasama dengan LLDIKTI III untuk Meningkatkan Mutu Pendidikan Tinggi

Selain itu kata Susi, Sesaji Rewanda ini puncak setelah tadi malam ada pertunjukan Mahakarya Goa Kreo. Semua berbagai prosesi acara ini dia harap bisa mendatangkan wisatawan baik domestik maupun luar negeri.

Terlebih, pada lebaran kemarin, Kota Semarang tercatat lebih banyak dikunjungi daripada Candi Borobudur. Hal ini jadi bukti bahwa Semarang, sangat menarik bagi wisatawan.

"Tadi malam sudah ada gelaran Mahakarya Goa Kreo. Ini tentu akan membawa magnet tersendiri untuk mendatangkan wisatawan baik domestik atau dari luar negeri. Ini terbukti dibandingkan borobudur, ternyata selama lebaran kemarin, Kota Semarang lebih banyak dikunjungi. Selain mengikuti sesaji rewanda tetapi juga bisa berwisata di Waduk Jatibarang," pungkasnya.

Sementara dari Kepala Disbudpar Semaran Wing Wiyarso berkata sama dengan Susi Herawati. Sesaji Rewanda adalah peghormatan kepada alam dengan cara bersyukur.

Halaman:

Tags

Terkini