semarang-raya

Aksi Brutal Mahasiswa Undip Sandra Polisi: Sundut Rokok, Siram Tiner, hingga Ancam Dibakar

Sabtu, 17 Mei 2025 | 18:12 WIB
Dua mahasiswa Undip yang ditahan karena menyandera polisi di Semarang. Mereka terbukti melakukan penganiayaan. (Ayosemarang.com/ Audrian Firhannusa)

AYOSEMARANG.COM -- Polisi menahan dua mahasiswa yang terbukti menyandera dan menganiaya anggota intelijen polisi saat aksi May Day di Semarang. Aksi itu terjadi di tengah demonstrasi buruh yang berlangsung di pusat kota dan berakhir ricuh.

Dua mahasiswa yang ditangkap adalah M. Rafli S (20), mahasiswa jurusan Ilmu Pemerintahan, FISIP, dan Rezky Setia Budi (20) dari jurusan Perikanan Tangkap, FPIK. Keduanya berasal dari Universitas Diponegoro (Undip).

Tindakan para mahasiswa ini disampaikan langsung oleh Kapolrestabes Semarang, Kombes Pol M. Syahduddi, dalam konferensi pers kasus pada Kamis, 1 Mei 2025.

Berdasarkan hasil penyelidikan, korban bernama Brigadir Eka, anggota intel Polrestabes Semarang, saat itu sedang melakukan tugas pengamanan tertutup dan memotret aksi perusakan fasilitas publik di sekitar Jalan Imam Bardjo, depan Kantor Bank Indonesia.

Baca Juga: Tawuran Gangster di Sawah Besar Semarang, Sabet Celurit dan Lempar Petasan di Depan Pasar Waru

Namun aksinya diketahui salah satu peserta aksi yang kemudian meneriakinya. Brigadir Eka lalu disandera dan dibawa ke area Auditorium Undip Pleburan, tempatnya mengalami kekerasan oleh sekelompok mahasiswa.

"Ketika korban melakukan dokumentasi diketahui oleh salah satu tersangka, lalu dirangkul lalu berteriak kepada temannya bahwa yang dibawa adalah polisi dan langsung dikerumuni," ungkapnya dalam rilis kasus di Mapolrestabes Semarang, Jum'at 16 Mei 2024.

Dalam proses penyanderaan, korban tidak hanya dianiaya secara fisik, tetapi juga diintimidasi dan dipermalukan.

"Dilakukan aksi penganiayaan intimidasi ancaman. Kemudian, korban dipukul di kepala perut leher dan badan. Juga sempat disundut rokok bagian belakang. Disiram tiner karena merasa dingin. Baju korban yang baju hitam juga robek, lalu untuk menghilangkan bukti, korban disuruh memakai baju oranye," bebernya.

Baca Juga: Wartawan Gadungan di Semarang Ternyata Punya Jaringan Besar, Peras Orang Kaya Sampai Ratusan Juta

Korban juga sempat disiarkan secara langsung (live) melalui akun Instagram milik salah satu pelaku.

"Korban juga mendengar teriakan-teriakan untuk membakarnya," katanya.

Setelah disandera selama sekitar lima jam, korban akhirnya dapat dievakuasi oleh aparat kepolisian bekerja sama dengan pihak kampus.

"Setelah melakukan upaya dan berkoordinasi dan korban disandera di kampus di Pleburan, kami beruapaya mengeluarkan anggota tersebut dengan pihak kampus. Setelah 5 jam korban berhasil dikeluarkan dan langsung dibawa ke Rumah Sakit untuk dilakukan perawatan lebih lanjut," jelasnya.

Halaman:

Tags

Terkini