AYOSEMARANG.COM -- Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, menegaskan komitmennya untuk terus memperkuat kolaborasi lintas instansi dalam menekan laju inflasi di wilayahnya.
Hal itu disampaikan Luthfi saat Rapat Koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang digelar di Tlogo, Tuntang, Kabupaten Semarang, Senin 6 Oktober 2025.
Pertemuan tersebut dihadiri sejumlah pimpinan daerah, BUMD, serta instansi vertikal. Tujuannya memperkuat sinergi antar-lembaga dalam menjaga stabilitas harga kebutuhan pokok, terutama menjelang akhir tahun.
Baca Juga: Prediksi UMP Jateng 2026 Naik Berapa Persen? Begini Perhitungannya
Menurut Luthfi, kebijakan pengendalian inflasi di Jawa Tengah selama ini sudah berjalan baik, namun pelaksanaannya masih perlu diperkuat di tingkat lapangan.
Oleh sebab itu, ia mengajak seluruh pemangku kepentingan, termasuk jajaran kepolisian, untuk terlibat aktif dalam mengawasi ketersediaan dan distribusi bahan pangan.
“Kita keroyok bareng-bareng. Polda juga harus aktif. Ini bukan cuma angka inflasi, tapi soal perut rakyat,” ujarnya.
Berdasarkan data TPID Jawa Tengah, inflasi provinsi pada September 2025 tercatat 2,65 persen (year on year), dengan inflasi bulanan (month to month) sebesar 0,21 persen.
Meski begitu, harga sejumlah komoditas pangan di pasar masih relatif stabil. Harga beras medium berada di kisaran Rp13.407 per kilogram, sedikit di bawah Harga Acuan Pemerintah (HAP). Sementara cabai rawit merah tercatat Rp32.333 per kilogram, atau sekitar 43 persen di bawah HAP sebesar Rp57.000.
Baca Juga: Polda Jateng Janji Tindak Tegas Polisi Selingkuh di Kendal, Tak Toleransi Pelanggaran Etika
Untuk komoditas lain, minyak goreng curah naik ke harga Rp17.791 per liter, sedangkan Minyakita stabil di Rp16.326 per liter. Adapun telur ayam ras dan daging ayam ras menunjukkan tren kenaikan harga, namun masih di bawah HAP.
Harga telur ayam ras tercatat Rp28.333 per kilogram (HAP Rp30.000), dan harga daging ayam ras Rp38.019 per kilogram, di bawah HAP Rp40.000.
Dalam forum itu, Luthfi juga menyoroti peran PT Jawa Tengah Agro Berdikari (JTAB), BUMD pangan milik provinsi, agar lebih aktif menjaga pasokan bahan pokok dan memperluas jangkauan distribusi.
“Bantu stabilkan harga, tambah armadanya, masuk pasar-pasar yang jadi langganan inflasi,” ujarnya.